Tingkatkan Produksi, KKP Beri Mesin Pengolah Petambak Garam di Jatim

Bantuan ini adalah bagian dari hilirisasi produk dari masyarakat, sehingga hasil garam yang diolah mesin bisa menaikkan harga garam rakyat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 07:00 WIB
Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kulalitas garam di tiga wilayah produsen garam di Jawa Timur yaitu Pasuruan, Gresik dan Sampang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberi bantuan berupa mesin pengolahan garam. 

Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda mengatakan, bantuan mesin itu dijadwalkan datang pada Desember 2020. Tujuannya meningkatkan kualitas produksi garam rakyat sehingga harga garam rakyat bisa terangkat dan bisa diserap pasar dengan optimal, Rabu, 18 November 2020.

"Dibutuhkan intervensi, salah satunya pemberian mesin pengolahan, sebab selama ini garam diolah tanpa mesin harga hanya Rp250/kg, setelah diolah dengan mesin yang menghasilkan garam kualitas industri dengan Hcl tertentu, harganya bisa dibeli sampai Rp2.500/kg," kata Huda kepada wartawan.

Ia menuturkan, bantuan ini adalah bagian dari hilirisasi produk dari masyarakat, sehingga hasil garam yang diolah mesin bisa menaikkan harga garam rakyat, dilansir dari Antara.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim, M Gunawan Saleh yang juga hadir dalam acara itu mengakui bahwa petambak garam di Jatim kerap merugi karena harga garam selalu anjlok. Bahkan banyak petambak enggan untuk memproduksi garam lantaran masih banyak pasokan di ladang yang menumpuk dan tidak terserap.

Ia mengatakan tahun ini produksi garam rakyat yang seharusnya ditargetkan mencapai 1,3 juta ton, hingga Oktober 2020 terealisasi hanya 152.000 ton. Namun, di ladang/gudang petani garam yang saat ini masih belum terserap mencapai 288.000 ton.

“Seharusnya target produksi tahun ini bisa tercapai karena kemarin sedang musim kemarau. Karena tidak terserap, mereka jadi malas untuk produksi,” ungkapnya.

Data DKP Jatim, total petambak garam mencapai 7.328 orang, dengan total kelompok petani sebanyak 738 kelompok. Sedangkan total luas lahan garam sekitar 5.954 hektare yang tersebar di 13 kabupaten.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya