Bupati Lumajang Minta Warga di Sekitar DAS Gunung Semeru Tetap Waspada

Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta, masyarakat di sekitar daerah aliran sungai (DAS) aliran Gunung Semeru berada di tempat pengungsian pada malam hari.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Des 2020, 13:50 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 13:50 WIB
Gunung Semeru Erupsi, Lahan Pertanian di Lumajang Tertutup Debu
Seorang warga bekerja di lahan pertanian pasca erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Provinsi Jawa Timur (3/12/2020). (AFP/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta masyarakat di daerah terdampak erupsi Gunung Semeru tetap waspada hingga lahar benar-benar aman.

Ia juga meminta masyarakat di sekitar daerah aliran sungai (DAS) aliran semeru berada di tempat pengungsian pada malam hari. Lokasi pengungsian di beberapa tempat di Candipuro dan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.

Thoriqul mengatakan, hingga kini banyak sisa lahar Gunung Semeru yang masih belum turun. "Bila hujan potensinya akan menurunkan lahar lagi. Masyarakat di sekitar DAS aliran Semeru setiap malam kami sarankan tidur di tempat evakuasi,” kata Thoriqul saat dihubungi Liputan6.com, Senin, (7/12/2020).

Selain itu, ia juga membenarkan video aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan kepulan asap pada Minggu sore, 6 Desember 2020.

Video aktivitas Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang itu beredar di media sosial dan menunjukkan warga diimbau untuk mengungsi ke tempat aman. "Iya. Itu lahar panas yang masih tersisa di atas. Kejadiannya kemarin sore. Bukan erupsi,” kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Banjir Lahar Dingin, Gunung Semeru Terpantau Masih Aman

Penampakan Erupsi Gunung Semeru
Material vulkanik dimuntahkan dari kawah Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Selasa (1/12/2020). Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meletus pada Selasa dini hari, 1 Desember 2020. (AP Photo)

Sebelumnya, banjir lahar dingin Gunung Semeru hingga Minggu sore, 6 Desember 2020 terpantau aman. Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo menyebutkan, lahar dingin itu masih mengalir pada jalurnya dan tidak sampai luber.

"Setiap sore turun hujan sehingga terjadi banjir lahar dingin Gunung Semeru, namun masih terpantau aman," kata Wawan saat dihubungi melalui telepon di Lumajang, Minggu, 6 Desember 2020.

Ia mengatakan material luncuran awan panas guguran masih berada di jalur yang mengarah di Besuk Kobokan masih panas, sehingga dampak sekundernya yang berbahaya ketika material yang masih panas tersebut terkena air hujan maka akan terjadi letupan, dilansir dari Antara.

"Kami terus menyiagakan petugas di sejumlah titik untuk mengantisipasi agar warga tidak mendekat ke arah material awan panas yang dapat meletup sewaktu-waktu ketika terkena lahar dingin," tuturnya.

Wawan mengatakan, ratusan warga yang berada di lereng Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo selalu mengungsi ke posko pengungsian setiap sore hari dan kembali ke rumah mereka masing-masing pada pagi hari.

 

Aktivitas Gunung Semeru Masih Fluktuaktif

Gunung Semeru
Gunung Semeru yang tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan awan panas sejauh 1,5 kilometer dari puncak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Wawan melanjutkan, aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif, sehingga tidak bisa diprediksi apa yang akan terjadi malam ini atau dini hari nanti, sehingga sekitar 500 warga memilih mengungsi di posko pengungsian yang disediakan.

Posko pengungsian yang disiapkan Pemkab Lumajang berada di di lapangan Dusun Kamar Kajang dengan dilengkapi tenda keluarga sebanyak 2 unit dan tersedia dapur umum yang dioperasionalkan oleh PMI dan Dinas Sosial Lumajang serta 1 unit tangki air bersih.

Tempat pengungsian lainnya tersebar di lapangan Desa Supiturang, SDN 4 Supiturang, SDN Sumberwuluh, Pos pantau Gunung Sawur dan Posko Bencana Balai Desa Supiturang.

Berdasarkan laporan pos pantau yang diteruskan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) periode pengamatan Minggu pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB tercatat aktivitas gempa letusan sebanyak dua kali, sebanyak lima kali guguran, dua kali embusan, dan dua kali tremor harmonik, dan satu kali gempa vulkanik dalam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya