Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk mengintensifkan promosi Kartonyono Medhot Janji sebagai salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisata ke wilayah setempat.
“Harus banyak dimunculkan Kartonyono Medhot Janji dan dikuatkan bahwa itu punya Kabupaten Ngawi di Jatim, bukan daerah atau provinsi lain,” ujar Khofifah di Surabaya, Minggu, 7 Maret 2021, seperti dilansir dari Antara.
Menurut Gubernur, pendekatan budaya melalui seni atau musik memiliki daya tarik tinggi untuk mendatangkan wisatawan yang imbasnya pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Advertisement
Terlebih, kata Khofifah, seorang Denny Caknan yang melantunkan lagu Kartonyono Medhot Janji adalah pria yang pernah bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi.
Baca Juga
“Tugunya (Tugu Kartonyono) ada di Ngawi, Mas Denny juga dari sana. Harus maksimalkan untuk kemajuan dan kesejahteraan Ngawi,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Khofifah mengaku telah menyampaikan di hadapan bupati dan wakil bupati, pimpinan serta anggota DPRD Ngawi saat serah terima jabatan di Pendopo Pemkab Ngawi pada Kamis (4/3/2021) malam.
Bahkan, pada kesempatan tersebut, Khofifah sempat memutarkan lagu di bagian reff Kartonyono Medhot Janji dan disambut riuh pejabat setempat.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Destinasi Wisata Ngawi
Selain Kartonyono, lanjut Khofifah, di Ngawi juga terdapat sejumlah destinasi wisata lainnya yang dinilai memiliki tingkat sejarah tinggi, seperti Benteng Van Den Bosch dan Museum Trinil, lalu ada juga Waduk Pondok.
Di bidang kuliner, Ngawi memiliki kekayaan Kebun Teh Jamus yang terletak di lereng Gunung Lawu sebelah utara, tepatnya di Desa Girikerto, Kecamatan Sine yang luasnya mencapai 478 hektare.
“Teh di sana ada rasa semacam kopi. Inikan aneh, sebab minumnya teh, tapi rasanya kopi. Kalau tidak di Ngawi ya tidak ada,” kata Khofifah.
Berikutnya adalah keunggulan di bidang kerajinan jati yang ada galerinya, yaitu Kerajinan Gembol di Jalan Raya Solo-Ngawi Km-16.
Keterampilan dan kreativitas warga yang berada di lingkungan hutan jati itu mengolah limbah kayu menjadi karya kerajinan dengan nilai lebih tinggi. Bahkan, pasar produk gembol kayu jati menjangkau kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta hingga ke Bali.
Sedangkan, untuk pasar ekspor luar negeri yang dijangkau adalah Jepang, Spanyol, Belanda dan Perancis.
Advertisement