Klarifikasi Kiai Kediri soal Kamus Sejarah Tidak Ada Nama KH Hasyim Asyari

Sejumlah kiai di Kediri mengungkapkan rasa keprihatian karena nama KH Hasyim Asyari tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2021, 22:10 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 22:10 WIB
Hari Pahlawan - KH. Hasyim Asya'ri (Liputan6.com/pool/GerakanPramuka)
Hari Pahlawan - KH. Hasyim Asya'ri (Liputan6.com/pool/GerakanPramuka)

Liputan6.com, Surabaya - Sejumlah kiai di Kediri mengungkapkan rasa keprihatian karena nama KH Hasyim Asyari tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia.

"Ada beberapa hal yang menjadi keprihatinan, pertama Pancasila tidak masuk kurikulum pendidikan, kedua frasa agama diganti dengan pelajaran budi pekerti, dan ketiga tidak dicantumkannya nama KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia. Ini jadi keprihatinan," kata KH Anwar Iskandar dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di PP Lirboyo Kota Kediri, Senin (26/4/2021) malam. 

Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Kediri ini menyayangkan beberapa hal tersebut dan berharap segera ada solusi, sebab jika dibiarkan berlarut-larut menjadi tidak baik.

Para kiai dari PP Lirboyo Kota Kediri juga ingin meminta ada kebijakan dari pemerintah agar ulama yang juga telah berjuang demi kemerdekaan bangsa tetap dikenang oleh sejarah.

"Tadi kami klarifikasi, tabayun dan sudah diklarifikasi. Nanti tinggal tindaklanjutnya saja. Kita tidak boleh menafikan peran mbah Hasyim Asy'ari. Tidak dimasukkan dalam kamus sejarah Indonesia itu tidak betul," tambah KH Oing Abdul Muid Sohib atau Gus Muid.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Penjelasan Luhut

Gus Muid juga menambahkan Menteri Luhut juga telah memberikan penjelasan di hadapan para kiai sepuh dalam pertemuan di PP Lirboyo Kota Kediri, bahwa tidak dimasukkannya nama KH Hasyim Asy'ari ke dalam kamus itu bukan kesengajaan. Luhut juga menegaskan bahwa peran NU sangat penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

"Menko juga menyatakan, Indonesia kalau tidak ada NU sudah buyar dari kemarin. Tidak mungkin menghilangkan peran Mbah Hasyim," kata Gus Muid menirukan pernyataan Menteri Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya