Optimisme Eri Cahyadi Covid-19 Cepat Berlalu dari Surabaya

Dia juga yakin perekonomian di Surabaya bisa terus bergerak pesat, karena keduanya ini bagaikan dua mata pedang yang sama-sama harus selalu bergerak.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2021, 20:37 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2021, 20:37 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi optimistis warganya bisa melewati pandemi COVID-19 dengan cepat. 

"Kita benar-benar harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Mari kita meneguhkan persatuan dan kesatuan segenap insan di Kota Surabaya. Kini saatnya kita berdiri bersama, bergandengan tangan dalam melawan COVID-19," ujar Eri Cahyadi, Senin (30/5/2021).

Dia juga yakin perekonomian di Surabaya bisa terus bergerak pesat, karena keduanya ini bagaikan dua mata pedang yang sama-sama harus selalu bergerak. 

"Seluruh warga Surabaya juga harus mendapatkan pekerjaan per keluarga. Pendapatannya minimal Rp 7 juta per keluarga, bukan per pribadi. Karena hari ini ulang tahun Surabaya, maka warga Surabaya harus bisa tersenyum bahagia dan menjadi tuan dan nyonya di kota mereka sendiri," katanya.

Menurut Eri Cahyadi, pandemi COVID-19 ini telah membawa dampak yang sangat besar pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, mulai kesehatan, pendidikan, sosial budaya sampai dengan ekonomi. 

Dia mengatakan COVID-19 setidaknya telah menginfeksi sebanyak 23.962 jiwa Surabaya dan 1.371 orang di antaranya meninggal dunia. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ekonomi Melambat

Pandemi juga membuat proses belajar mengajar selama lebih dari satu tahun ini dilakukan secara daring, beberapa aktivitas kegiatan dilakukan dengan pembatasan jumlah orang maupun dilakukan dari rumah. Pada sektor ekonomi, pandemi COVID-19 membuat perekonomian Surabaya mengalami perlambatan pertumbuhan bahkan terkontraksi.

Pada 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi Surabaya bahkan terkontraksi 4,85 persen, tingkat pengangguran terbuka menjadi 9,79 persen yang salah satu sebab adanya PHK sebagai akibat pandemi. 

"Kenyataan ini harus kita hadapi dan menjadi cambuk bagi kita agar segera keluar dari pandemi COVID-19," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya