Menko Airlangga Blusukan ke Pasar Wonokromo Cek Harga Bahan Pokok, Apa Hasilnya?

Airlangga menjelaskan, dalam operasi pasar ini, selain tersedia minyak goreng dengan harga murah, juga terdapat penjualan komoditas lainnya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Jan 2022, 12:08 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2022, 12:08 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat blusukan di Pasar Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat blusukan di Pasar Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto blusukan ke Pasar Wonokromo  Surabaya mengecek harga bahan pokok serta menekan harga minyak goreng yang sempat melambung tinggi.

"Kami cek operasi pasar, untuk mendukung kebijakan pemerintah dan sekaligus menekan harga minyak goreng menjadi Rp 14 ribu," tutur Airlangga, Kamis (13/1/2022). 

Airlangga menjelaskan, dalam operasi pasar ini, selain tersedia minyak goreng dengan harga murah, juga terdapat penjualan komoditas lainnya. Seperti beras, telur, cabe, dan bawang, yang langsung didukung pemerintah dan Bulog.

"Meski harga gula sempat naik sampai Rp 13 ribu, tapi di pasar tadi harganya ada yang Rp 11 ribu dan bahkan minyak curah harganya mencapai Rp 17 ribu - Rp 18 ribu. Maka kami akan terus memantau dan mendorong penyediaan minyak goreng untuk masyarakat," katanya. 

Menurutnya, dengan adanya operasi minyak goreng dengan kisaran harga Rp 14 ribu, menjadi salah satu regulasi yang sedang diatur dalam keputusan Mendag (Menteri Perdagangan) yang telah diterbitkan. Dengan dasar itu, rencananya pada minggu depan harga minyak goreng akan menjadi Rp 14 ribu. 

"Sedangkan gula akan dilihat lagi, karena di Jatim ini kan produksi dan produsen gula sangat baik dari pabrik gula atau kombinasi lain," ucap Menko Airlangga. 

Di sisi lain, mengenai intervensi atau kombinasi bersama kementerian yang lainnya, Menko Airlangga menjelaskan, bahwa saat ini Kemendag dan Kementerian Pertanian sedang berfokus untuk melihat produksi yang dihasilkan petani dan harga yang berkembang di pasar.

"Untuk menstabilkan harga, salah satunya dengan operasi pasar. Selisih harga minyak goreng merk tertentu akan ditanggung pemerintah menjadi harga untuk masyarakat dan didorong dengan harga Rp 14 ribu," ujarnya. 

Digitalisasi Pasar

Selain menjaga stabilitas harga pangan, Airlangga menyampaikan, pemerintah juga mendorong digitalisasi pasar dengan penggunaan transaksi non tunai di pasar tradisional.

"Masyarakat dapat melakukan transaksi non tunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesi," tuturnya.

"Selain itu juga agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya serta meminimalisir penggunaan uang fisik di masa pandemi Covid-19 guna mengatasi penyebaran virus Covid-19," kata Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya