Upaya Khofifah Jadikan Jatim Produsen Padi Terbesar di Indonesia

Pada 2020, lanjut Khofifah, Jatim juga menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.94 juta ton GKG dari luas panen sebesar 1.75 juta hektare.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Feb 2022, 15:09 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2022, 15:09 WIB
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, Jatim masih menjadi provinsi penyumbang terbesar pangan nasional pada 2021.

"Berdasarkan angka sementara Jatim kembali menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.91 juta ton GKG (Gabah Kering Giling)," ujarnya, Rabu (2/2/2022).

Pada 2020, lanjut Khofifah, Jatim juga menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.94 juta ton GKG dari luas panen sebesar 1.75 juta hektare.

"Berdasarkan data tersebut, Jatim masih mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia, disusul provinsi lain di Indonesia," ucapnya.

Namun yang menjadi persoalan, produksi padi di Jatim sebagian besar masih menjadi beras medium, belum premium. Hal ini karena kandungan air dalam beras yang masih tinggi. Selain itu, masih banyak gapoktan yang belum memiliki dryer.

Untuk itu, Khofifah meminta gapoktan yang belum memiliki dryer dan Rice Milling Unit (RMU) untuk dapat berkomunikasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim.

“Ketika kandungan air tinggi kemudian dia diproses menggunakan penggilingan biasa maka berasnya remuk. Jadi kita butuh dryer dan RMU untuk jadi beras premium. Saya pikir kalau dari beras medium ke premium ini bisa kita maksimalkan maka tetesan kesejahteraan untuk para petani relatif sudah akan bisa tercapai,” katanya.

Pengecekan Lab

Terkait standardisasi kehalalan suatu produk makanan dan minuman, Khofifah mengatakan, hal tersebut membutuhkan serangkaian proses pengecekan di laboratorium.

"Tahun ini pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menargetkan 10 juta item atau produk tersertifikasi halal," ujarnya.

Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, terus mendorong berbagai upaya penguatan, pendampingan dan pemberdayaan kepada UMKM yang produknya berbasis dari hasil pertanian dan perikanan. Kedua sektor ini terbukti tidak terkontraksi saat pandemi Covid-19.

"Pemprov Jatim juga terus mendorong akselerasi peningkatan produksi sektor pertanian dan perikanan dari hulu hingga hilir," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya