Liputan6.com, Sidoarjo - Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz berkunjung ke Sidoarjo, Jawa Timur untuk belajar pengelolaan sampah. Dubes Swiss tertarik dengan penanganan sampah di Sidoarjo karena dianggap ramah lingkungan.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan pengelolaan sampah di TPA Jabon Sidoarjo sudah menerapkan standar pengelolaan Sanitary landfill.
Baca Juga
"Selain itu sampah yang ada TPA Jabon diolah menjadi bahan bakar briket sebagai bentuk kontribusi Pemkab Sidoarjo untuk ikut bersama-sama menurunkan emisi gas rumah kaca," ujarnya dalam keterangan pers di Sidoarjo, Sabtu (21/5/2022), dilansir dari Antara.
Advertisement
Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor di dampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo (DLHK) M. Bahrul Amig menjelaskan keberadaan sampah tidak bisa dihindari karena itu merupakan konsekuensi dari perkembangan sebuah kota dengan jumlah populasi penduduk Sidoarjo di atas dua juta orang.
Ia mengatakan keberadaan sampah tidak hanya dipandang sebagai bencana tapi dibalik itu ada peluang ekonomi yang bisa dikelola dengan manajemen persampahan yang baik sehingga pengelolaan sampah di TPA Jabon bisa ramah lingkungan tidak menimbulkan bau.
"Meski Sidoarjo ini daerah industri, tapi juga menjadi daerah yang ramah lingkungan. Arahnya ke Green Economy dan Zero Waste," katanya.
Rencana jangka panjangnya, Gus Muhdlor mendorong di setiap tempat pembuangan sampah sementara bisa mengolah sampahnya menjadi briket agar sampah yang dikirim di TPA Jabon tidak menumpuk.
Manajemen pengolahan sampah menjadi bahan bakar briket alternatif itu, kata dia, dilakukan agar penanganan sampah mulai hulu sampai hilir bisa tertangani dengan sistem ramah lingkungan.
“Nanti ke depan pengolahan sampah menjadi briket akan direplikasikan ke TPST lainnya dan prinsipnya pengelolaan sampah di Sidoarjo harus ramah lingkungan dan pengelolaannya dilakukan mulai dari hulu sampai hilirnya," ujarnya.
Duta Besar Swiss Kurt Kunz berkunjung ke Sidoarjo bersama tim itu mengapresiasi penanganan sampah di Sidoarjo yang sudah menerapkan system Sanitary Landfill berstandar Jerman tersebut.
Dubes Swiss itu menilai manajemen yang diterapkan Pemkab Sidoarjo merupakan inovasi karena berhasil menerapkan Waste Management Revolution (revolusi pengelolaan sampah).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diolah Jadi Briket
Tidak hanya itu saja, Kurt dan tim juga tertarik dengan sampah di TPA Jabon yang diubah menjadi bahan bakar RDF atau briket. Sidoarjo dinilai Kurt ikut berkontribusi dalam program penurunan emisi gas rumah kaca karena pengelolaan sampah di TPA Jabon tanpa melakukan pembakaran.
Kurt Kunz yang datang bersama Head Infrastructure Financing Of SECO Ms. Dagmar, Deputy Head of SECO Ms. Andrea Zbinden, Program Manager of SECO Mr. Roman Windish dan Manager of Urban Development of KFW Frangkurt Mr. Marc Gall mengatakan, sebelumnya Ia sudah mendapatkan informasi kalau pengelolaan sampah di TPA Jabon sudah menerapkan Sanitary Landfill.
Kurt melihat manajemen pengolahan sampah di Sidoarjo sangat baik karena adanya unit teknis yang dibentuk khusus menangani sampah yang ada di TPA. Selain itu, pengolahan sampah di Sidoarjo sudah menerapkan prinsip ramah lingkungan dengan sistem Sanitary Landfill dimana pada prosesnya bisa mengurangi emisi GRK.
“Manajemen pengelolaan TPA Jabon Sidoarjo bisa menjadi contoh bagi TPA di kota lain di Indonesia karena sudah menerapkan system Sanitary Landfill yang bisa mengurangi emisi GRK. Selain itu penanganan sampah di Sidoarjo juga diolah menjadi briket yang bisa bernilai ekonomi,” ujar Kurt.
Head Infrastructure Financing Of SECO Ms. Dagmar mengemukakan, yang berbeda dari pengelolaan sampah di Sidoarjo dengan kebanyakan TPA di kota lain adalah selain sudah menerapkan system sanitary landfill, sampah yang ada di TPA Jabon tidak menimbulkan polusi bau.
Advertisement