Pasien Penyakit Gagal Jantung di Kota Malang Bertambah Jadi 3.094 Kasus

Jumlah pasien yang didiagnosa penyakit jantung di Kota Malang selama tiga tahun terakhir ini terus bertambah

oleh Zainul Arifin diperbarui 30 Sep 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 12:00 WIB
Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: pexels.com/Jonathan

Liputan6.com, Malang - Penyakit kardiovaskuler berupa jantung koroner dan gagal jantung dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan di Kota Malang. Data itu berdasarkan Laporan Bulanan Surveilans Penyakit Tidak Menular Puskesmas di kota ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan selama beberapa tahun terakhir ini ada peningkatan penyakit jantung, khususnya jantung koroner. Bahkan pasien tak lagi didominasi orang berusia di atas 50 tahun saja, tapi ada juga usia 30 tahun.

“Dulu identik dengan kalangan lanjut usia, sekarang sudah tidak. Ada orang muda meninggal akibat serangan jantung,” kata Husnul Muarif di Malang, Kamis, 29 September 2022.

Berdasarkan data, pada 2021 tercatat pasien yang diagnosa penyakit jantung koroner ada 2.489 orang. Sedangkan kasus gagal jantung mencapai 3.458 orang. Selain itu, di RSUD Kota Malang kunjungan pasien rawat jalan terdiagnosa penyakit jantung sebanyak 996 pasien.

Kasus gagal jantung itu meningkat signifikan dibanding sepanjang 2019 lalu ada 2.449 kasus dan pada 2020 lalu ada 3.094 kasus. Sedangkan kasus jantung koroner pada 2019 lalu tercatat ada 627 kasus dan pada 2020 ada 965 kasus.

Husnul mengingatkan agar masyarakat selalu menjaga pola hidup sehat. Serta tak anggap remeh gejala kesehatan pada tubuh. Segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan, bila mengenali gejala penyakit itu maka secepatnya memeriksaan kesehatan jantung.

“Salah satu upaya kita adalah mendorong peningkatan kesadaran pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah sejak dini,” ucap Husnul.

Peningkatan Kualitas Layanan

Perkembangan Penyakit Kardiovaskular di Indonesia
Laki-laki lebih besar memiliki potensi terkena serangan jantung. Credits: pexels.com by Karolina Grabowska

Husnul Muarif menambahkan, tren peningkatan kasus penyakit jantung itu harus disertai peningkatan kualitas tenaga medisnya. Salah satunya bekerjasama dengan sebuah pusat pelayanan jantung untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan.

“Tentu itu sebagai upaya meningkatkan pengendalian dari penyakit jantung,” katanya.

Dinkes mengimbau masyarakat aktif memeriksakan kesehatan di fasilitas layanan kesehatan. Apalagi puskesmas juga telah dilengkapi aplikasi acute coronary syndrome untuk deteksi awal gejala penyakit jantung. Serta ada fasilitas elektrokardiogram (EKG).

 

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya