Nilai Ekspor Komoditi Banyuwangi 2022 Anjlok, Catat Rp 4,9 Triliun

Jika dibandingkan 2021 di periode yang sama, nilai ekspor komoditi di Banyuwangi mencapai 846 juta dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 23 Des 2022, 07:03 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 07:03 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melepas ekspor buah naga ke sejumlah negara. (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melepas ekspor buah naga ke sejumlah negara. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Nilai ekspor komoditi di Banyuwangi pada 2022 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Data Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, nilai ekspor tahun ini tercatat 320 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,9 triliun.

Adapun hasil ekspor tersebut berasal dari Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dan Non IPSKA. Rinciannya, nilai ekspor IPSKA sekitar 102 juta USD, sedangkan Non IPSKA sekitar 218 juta USD.

"Nilai ekspor komoditas tersebut tercatat sejak Januari sampai Oktober 2022," kata Kepala Diskopumdag Banyuwangi Nanin Oktaviantie, Kamis (22/12/2022).

Jika dibandingkan 2021 di periode yang sama, nilai ekspor komoditi di Banyuwangi mencapai 846 juta dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun.

Rincian dari nilai ekspor tersebut, melalui IPSKA Banyuwangi mencapai sekitar 94 juta dolar AS, sementara Non IPSKA tembus hingga 752 juta dolar AS.

"Jika dilihat dari nilai ekspor melalui IPSKA Banyuwangi mengalami kenaikan dari tahun kemarin, namun dari Non IPSKA cenderung menurun. Kalau di total keseluruhan juga menunjukkan tren penurunan," tutur Nanin.

Dia menjelaskan perbedaan IPSKA dan Non IPSKA, jika melalui IPSKA produk yang diekspor ke luar negeri lebih banyak dari Pemkab Banyuwangi.

Berbeda dengan Non IPSKA, dimana pelaku usaha melakukan perizinan dari luar kabupaten meskipun usahanya berada di Banyuwangi.

"Hal ini bisa karena produk yang diekspor banyak mengambil bahan baku dari luar daerah Banyuwangi atau gudangnya di luar Banyuwangi," terangnya.

Negara Tujuan

Menurut Nanin, ekspor Banyuwangi masih didominasi olahan sarden, ikan hias, olahan sidat, rempah-rempah, jahe segar, kapuk, pakan ikan, serabut kelapa, perahu karet hingga kayu olahan.

Dia menambahkan, negara tujuan ekspor dari Kabupaten Banyuwangi adalah ke kawasan Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.

"Ekspor kita sudah merambah hampir ke semua negara, baik Eropa, Asia, Australia, maupun Amerika. Seperti Korea Selatan, Inggris, Spanyol, Italia, Jepang, Brazil, Cina, Turki hingga Nigeria," sebutnya.

 

Infografis Alasan Larangan Ekspor CPO dan Bahan Baku Minyak Goreng. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Alasan Larangan Ekspor CPO dan Bahan Baku Minyak Goreng. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya