Ikuti Tren di Media Sosial, Siswa SD di Situbondo Melukai Tangannya Sendiri

Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Situbondo melukai tangannya karena ingin mengikuti tren di media sosial. Beruntung aksinya tersebut cepat ditemukan oleh pihak sekolah, sehingga tidak terjadi hal yang fatal.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 04 Okt 2023, 11:02 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 11:02 WIB
Pertemuan guru, wali murid dan polisi usai kasus anak lukai tangan sendiri tiru di media sosial. (Istimewa)
Pertemuan guru, wali murid dan polisi usai kasus anak lukai tangan sendiri tiru di media sosial. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Situbondo melukai tangannya karena ingin mengikuti tren di media sosial. Beruntung aksinya tersebut cepat ditemukan oleh pihak sekolah, sehingga tidak terjadi hal yang fatal.

Pihak sekolah bersama kepolisian langsung menggelar pertemuan usai kejadian tersebut. 

Kepala Sekolah tempat siswa SD tersebut, Sri Rahmatillah menyampaikan bahwa pertemuan tersebut dilaksanakan untuk menindaklanjuti temuan adanya siswa SDN yang melukai tangannya sendiri. Dia berharap dengan adanya pertemuan itu kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari.

"Tidak ada yang perlu disalahkan atas kejadian ini. Namun kita harus bekerja sama untuk menanggulangi masalah ini, sehingga mohon bantuan semua pihak baik orang tua, sekolah dan instansi lain termasuk Polsek Situbondo Kota yang selama ini bekerja sama dalam hal antisipasi bullying “ ungkapnya, ditulis Rabu (4/10/2023).

Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo Ririn Yunaini menyampaikan, kejadian siswa yang menggores lengan cepat ditemukan oleh pihak sekolah sehingga tidak terjadi hal yang fatal.

Dia sependapat dengan Kepala Sekolah bahwa tidak ada yang boleh disalahkan atas kejadian tersebut, terutama anak. Orang tua atau guru harus mengajari anak tentang nilai positif dan negatif tentang suatu hal, terlebih harus melakukan pendampingan terhadap anak-anak.

"Para orang tua agar menyempatkan waktu untuk anak, meskipun hanya sebentar. Sehingga orang tua menjadi tempat curhat anak, bukan ke pihak lain,” ujarnya.

Ia meminta para guru agar jangan lepas kontrol dan harap dilakukan sidak setiap minggu, sehingga apabila ada hal yang disinyalir ada kejanggalan ataupun masalah pada anak, dapat segera diatasi.

“Pihak sekolah bisa menyampaikan kepada wali murid, begitu juga saat ada temuan di rumah agar disampaikan kepada pihak sekolah," teranngnya.

 

Anak Rentan Pengaruh Negatif Media Sosial

Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial. (Photo by Adem AY on Unsplash)

Kapolsek Situbondo Kota Iptu Harnowo menegaskan, tanggung jawab perkembangan anak adalah tanggung jawab bersama, baik pihak sekolah atau keluarga, karena anak peka dan rentan pengaruh dari luar terutama media sosial. 

Kepolisian mengimbau agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, agar para orang tua agar selalu memberikan perhatian putra putrinya.

“Ini penting sehingga apabila ada sesuatu hal terjadi, orang tua atau wali murid akan lebih paham dan cepat mengetahuinya,” ujar Kapolsek Kota Situbondo.

Iptu Harnowo menambahkan,  yang perlu diperhatian oleh orang tua adalah penggunaan media sosial atau HP yang perlu pengawasan dan pembatasan penggunaannya.

Hal itu menurut Iptu Harnowo karena ada sisi negatif dimana akses informasi yang tidak terbatas di dunia maya.

“Tidak perlu saling menyalahkan. Yang terpenting berikan pengertian dan perhatian kepada anak-anak agar tidak terjerumus hal negatif yang viral di media sosial," pungkasnya.

 

INFOGRAFIS JOURNAL_Mengenal Apa Itu Cancel Culture (liputan6.com/Abdillah)
INFOGRAFIS JOURNAL_Berbagai Fakta Mengenai Gerakan Cancel Culture di Media Sosial (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya