Jalani Trauma Healing, Ibu Santri Tewas di Pesantren Kediri: Semoga Keadilan untuk Anak Saya Bisa Ditegakkan

Keluarga Bintang Balqis Maulana, santri korban penganiayaan hingga tewas di salah satu pondok pesantren di Kediri mendapatkan bantuan trauma healing dari Polresta Banyuwangi

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 05 Mar 2024, 05:04 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 05:04 WIB
Tim Psilolog dari Polresta Banyuwangi memberikan bantuan trauma Healing terhadap keluarga Bintang Balqis Maulana, santri korban penganiayaan hingga tewas di salah satu pondok pesantren di Kediri (Istimewa)
Tim Psilolog dari Polresta Banyuwangi memberikan bantuan trauma Healing terhadap keluarga Bintang Balqis Maulana, santri korban penganiayaan hingga tewas di salah satu pondok pesantren di Kediri (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Keluarga Bintang Balqis Maulana, santri korban penganiayaan hingga tewas di salah satu pondok pesantren di Kediri mendapatkan bantuan trauma healing dari Polresta Banyuwangi.

Bantuan Trauma Healing ini diberikan dalam upaya membantu keluarga mengatasi trauma yang mereka alami. Polresta Banyuwangi telah mengirimkan tim koselor untuk memberikan dukungan trauma healing.

Tim tersebut dimpimpin oleh Bhabinkamtibmas Desa Karangharjo Bripka Widodo Briptu Rossy Oktavia dan Ipda Oky Prasetyo, secara intensif mendengarkan keluh kesah keluarga korban.

“Kami mendengarkan keluhan keluarga dan membantu mereka terhubung dengan sumber daya dan pihak terkait yang diperlukan dalam menghadapi permaslahan ini, sebagai bentuk empati dan dukungan psikologis,”ujar Rossy, Senin (4/3/2024).

Dukungan ini akan terus diberikan selama proses hukum berlangsung, seiring dengan kebutuhan pendampingan yang mungkin dibutuhkan oleh keluarga.

Suyanti ibu Bintang Balqis Maulana mengaku merasa lega dengan kehadiran pihak kepolisian di rumah mereka. Dia berharap agar proses hukum terhadap anaknya dapat berjalan dengan lancar dan keadilan dapat ditegakkan.

“Lega dan terima kasih atas perhatiannya kepada kami. Semoga proses hukum berjalan dengan baik dan adil ,”katanya.

Meskipun berkomitmen untuk mengikuti prosedur hukum yang berlaku, keluarga juga menegaskan bahwa mereka menginginkan transparasi dan keadilan dalam penyelesaikan kasus ini.

Suyanti juga menyoroti bahwa pihak pondok pesantren telah mengucapkan belasungkawa secara langsung kepada keluarga, namun masih ada aspek kelalaian dari pihak pesantren yang perlu diungkap.

“Pesantren bersama Gus Muh, telah memberikan belasungkawa dan sumbangan duka cita, namun hal ini tidak mengurangi tuntutan pertangungjawaban dari pihak pesantren,”tetgasnya.

Suyanti berharap bahwa melalui proses hukum yang transparan dan adil, kebenaran akan terungkap dan keadilan akan ditegakkan bagi anak mereka yang telah menjadi korban.

“Semoga keadilan untuk anak saya bisa ditegakkan,”pungkasnya.

 

Periksa Pihak Pesantren

Pesan Terakhir Bintang kepada ibunya sebelum meninggal dunia (Istimewa)
Pesan Terakhir Bintang kepada ibunya sebelum meninggal dunia (Istimewa)

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama mengungkapkan, pihaknya melakukan pemeriksaan secara mataron terhadap pengurus Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, hingga delapan orang saksi terkait kasus tewasnya santri Bintang Balqis asal Banyuwangi.

AKP Nova mengatakan, pemeriksaan pengurus pondok pesantren (ponpes), sekolah tempat korban dan empat tersangka, untuk menggali pengetahuan soal kejadian penganiayaan empat santri terhadap santri asal Banyuwangi hingga meninggal.

"Pemeriksaan pengurus pondok pesantren, kita laksanakan klarifikasi pemeriksaan. Nanti kita dalami bagaimana pengetahuan dari pihak sekolah ataupun pondok pesantren tersebut,” ujarnya, Kamis (29/2/2024).

Infografis Jenis-Jenis Bullying di Sekolah
Jenis-jenis bullying yang patut diwaspadai. (dok. Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya