Ratusan Kali Erupsi Sepanjang 2024, Gunung Semeru Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), berungkalai erupsi. Tercatat sudah ratusan kali, setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu meletus.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Mei 2024, 18:07 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2024, 18:07 WIB
Gunung Semeru erupsi ketinggian kolom letusan 900 meter (Istimewa)
Gunung Semeru erupsi ketinggian kolom letusan 900 meter (Istimewa)

 

Liputan6.com, Surabaya - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), berungkalai erupsi. Tercatat sudah ratusan kali, setinggi  3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu meletus. 

Terbaru, Semeru erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik pada Senin pagi (6/5/2024) pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian menyatakan, erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut disertai abu vulkanik dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat.

"Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik," tuturnya.

Sampai saat ini, Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Banjair Lahar Dingin

Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang Lumajang. (Dian Kurniawan/liputan6.com)
Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang Lumajang. (Dian Kurniawan/liputan6.com)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bergerak cepat untuk menangani dampak banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, dengan memprioritaskan penanganan korban dan segera memperbaiki infrastruktur yang rusak.

"Gerak cepat telah dilakukan Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial dan BPBD dengan memberikan bantuan logistik, menerjunkan alat berat, dan mendirikan dapur umum," kata Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat meninjau wilayah terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru Kabupaten Lumajang di Lumajang, Minggu.

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah memastikan bahwa semuanya telah tertangani karena ketika mendapat laporan terjadinya banjir lahar dingin Semeru, maka meminta kepada kepala-kepala perangkat daerah terkait untuk turun ke lapangan.

"Saya minta alat berat turun untuk membantu dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak banjir lahar dingin terpenuhi," katanya.

Menurutnya, jembatan yang rusak dan perbaikan dam akan segera dilakukan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) BPBD Provinsi Jatim, sehingga pihaknya mendorong upaya perbaikan jembatan dan Dam agar bisa diselesaikan sesegera mungkin.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya