Skor Kecakapan Literasi Siswa SD di Banyuwangi 2024 Meningkat Jadi 84,54 Persen

PISA merupakan studi internasional yang mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun dalam tiga domain utama, yakni literasi, numerik, dan sains.

oleh Erik ErfinantoHermawan Arifianto diperbarui 25 Agu 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2024, 22:00 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Rapor pendidikan 2024 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut kemampuan membaca dan menulis atau literasi maupun menghitung (numerasi) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meningkat.

Skor kecakapan literasi siswa pada jenjang SD di Banyuwangi pada 2023 di angka 80,56 dan naik menjadi 84,54 pada tahun 2024, sedangkan skor numerasi meningkat dari 65,15 pada 2023 menjadi 78,87 pada 2024.

Sementara tingkat SMP angka literasi yang sebelumnya 73,48 (2023) naik menjadi 82,01 pada 2024 termasuk angka numerasi naik dari 53,21 menjadi 78,09.

"Alhamdulillah capaian ini merupakan buah kerja keras dan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan di Banyuwangi. Terima kasih yang spesial untuk para guru dan pengajar di Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Minggu (25/8/2024).

Menurut dia, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi menunjuk Banyuwangi sebagai salah satu daerah perintis untuk peningkatan Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia pada 2025 mendatang.

Ipuk menjelaskan bahwa PISA merupakan studi internasional yang mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun dalam tiga domain utama, yakni literasi, numerik, dan sains.

Penghitungan PISA dilaksanakan 3 tahun sekali oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), untuk memberikan gambaran tentang kualitas pendidikan suatu negara.

"Ada 14 daerah se-Indonesia yang dipilih untuk program peningkatan PISA, salah satunya Banyuwangi, nantinya ada sejumlah program-program dari pusat yang akan di-deliver ke Banyuwangi terkait peningkatan literasi, numerik, dan sains. Ini tentunya sangat bermanfaat untuk siswa-siswa," kata Bupati Ipuk.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menyampaikan capaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi Tahun 2024 masuk dalam kategori baik.

"Artinya, sebagian besar siswa di Banyuwangi telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi," kata Suratno.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


15 SDN di Banyuwanti Tutup

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan Banyuwangi mendata hingga 2024 sekolah dasar (SD) negeri yang ditutup dan digabung terus bertambah.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, hingga Juli kemarin ada 15 SDN ditutup untuk digabung ke sekolah lainya.

"Jumlah ini, secara akumulasi bertambah 3 sekolah dasar dari 2023 lalu,"ujar Suratno, Kamis (22/8/2024).

Kata Suratno, ditutupnya belasan sekolah tersebut, karena kekurangan siswa didik. Hal itu berlangsung setiap tahunnya.

Sehingga demi keefektifan pembelajaran siswa maka Dinas Pendidikan Banyuwangi memutuskan untuk menutup sekolah tersebut, dan siswa yang tersisa dimarger atau digabung dengan sekolah dasar terdekat.

"Sebenarnya kita sendiri tidak pengen ada marger. Marger bukan karena kekurangan guru tapi lebih kepada pelayanan yang efektif kepada masyarakat sehingga ukurannya lebih pada jumlah peserta didik," katanya.

 

Infografis Potret Miris Gedung SD Ambruk Telan Nyawa
Infografis Potret Miris Gedung SD Ambruk Telan Nyawa (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya