Mengenal Siami, Perajin Tenun Tradisional Penjaga Warisan Budaya Banyuwangi

Dikenal dengan batiknya, Banyuwangi ternyata juga memiliki warisan budaya tenun. Salah satunya adalah adalah Siami (74), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri yang dikenal sebagai perajin tenun tradisional Banyuwangi

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 10 Sep 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 22:00 WIB
Siami Penenun tradisional suku Osing Banyuwangi yang masih eksis hingga saat ini (Istimewa)
Siami Penenun tradisional suku Osing Banyuwangi yang masih eksis hingga saat ini (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Dikenal dengan batiknya, Banyuwangi ternyata juga memiliki warisan budaya tenun. Salah satu pengrajinnya adalah adalah Siami (74), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri yang dikenal sebagai perajin tenun tradisional Banyuwangi. 

Siami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisionl. Desa Jambesari merupakan sentra penenun sejak puluhan dekade silam.

"Namun yang melanjutkan hingga saat ini tinggal saya. Saya mulai menenun sejak sekitar tahun 1960-an," ujar Siami di Banyuwangi, Selasa (10/9/2024).

Saat itu, Siami tengah menenun kain pesanan dari seorang warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Desa Kemiren merupakan salah satu tempat tinggal warga Osing, suku khas Banyuwangi.

Kebanyakan kain tenun tua yang dimiliki warga Desa Kemiren adalah buatan warga Desa Jambewangi.

Tradisi menyediakan kain tenun berkualitas itu tetap dilestarikan oleh Siami hingga saat ini. Kain tenun buatan Siami ukurannya tak terlalu besar. 

"Ini untuk gendongan. Atau biasa juga dipakai seserahan di acara pernikahan," tambah dia.

Kain gendongan yang dibuat Siami terdiri dari lima motif, yakni Keluwung, Solok, Boto, Lumut, dan Gedokan. Harga tiap lembar kain tenun buatan Siami dibanderol Rp 4 juta.

"Bisa juga kalau mau bawa benang sendiri. Kalau benangnya dari pemesan, harganya Rp 2 juta. Yang lama dari memuat kain tenun itu menata tiap benang di alat tenun ini. Butuh beberapa hari. Memang harus telaten," ucapnya.

Siami menenun dengan alat serta cara tradisional dan sederhana. Ia memakai alat penenun pangku yang terbuat dari kayu.

"Semua alat yang saya pakai adalah peninggalan ibu saya dulu. Masih saya rawat sampai saat ini," lanjutnya.

Kain tenun yang dibuatnya berukuran 300 cm x 60 cm. Kain tersebut terbuat sepenuhnya dari benang sutera. Karena proses pengerjaannya sepenuhnya manual, butuh waktu sekitar sebulan untuk membuat satu lembar kain tenun.

Setiap pagi, Siami mulai menenun sekitar pukul 08.00 WIB. Ia ulet memainkan tangan dengan alat tenun dan benang-benang sutera hingga sore hari.

"Biasanya istirahat saat dhuhur. Lalu lanjut lagi sampai sore. Malamnya memintal benang sampai larut," kata Siami menjelaskan kesehariannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kolaborasi dengan Desainer

Bupati Banyuwangi Ipik Fiestiandani (Baju Putih) kunjungi penenun ttradisional suku Osing Banyuwanmgi (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipik Fiestiandani (Baju Putih) kunjungi penenun ttradisional suku Osing Banyuwanmgi (Istimewa)

Bupati Ipuk mengapresiasi upaya Siami dalam melestarikan kain tenun buatan Banyuwangi.  

"Beliau ini luar biasa. Seorang pelestari tenun yang tetap konsisten hingga saat ini," kata Ipuk.

Agar kerajinan tenun tak hilang, Ipuk berencana untuk memunculkan penenun-penenun baru yang bisa belajar pada Siami, agar ada regenerasi penenun di Banyuwangi. 

"Alhamdulillah, putri Mbah Siami juga mulai rajin menekuni menenun. Ini memggembirakan, semoga ada kerabat lain mengikuti," kata Ipuk. 

Sejumlah desainer Banyuwangi juga banyak menggunakan kain tenun buatan Mbah Siami. "Kami minta ada kolaborasi antara dinas dengan para desainer ke depannya untuk memanfaatkan produk ini, sebagai bagian dari warisan wastra di Banyuwangi," tuturnya.

Infografis Menanti Pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri Bahas Koalisi Besar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Menanti Pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri Bahas Koalisi Besar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya