Nokia Dijual, Stephen Elop Dapat Jatah Rp 380 Miliar

Elop dilaporkan mendapat kompensasi bayaran lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, yakni US$ 33 juta (sekitar Rp 380 miliar).

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 02 Mei 2014, 16:28 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2014, 16:28 WIB
Nokia Dijual, Stephen Elop Dapat Jatah Rp 380 Miliar
Stephen Elop (gizmorati.com)

Liputan6.com, Akuisisi Nokia oleh Microsoft senilai US$ 7,2 juta tak hanya menguntungkan para pemegang saham perusahaan, tetapi juga Stephen Elop -- mantan CEO Nokia yang kini menjabat sebagai Microsoft Executive Vice President.

Kompensasi yang diterima Elop selama memimpin Nokia sangat menggiurkan. Elop dilaporkan mendapat kompensasi bayaran lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, yakni sekitar US$ 33 juta (sekitar Rp 380 miliar) -- bukan US$ 26 juta. Angka itu 30% lebih banyak dari gaji barunya di Microsoft.

Angka yang diterima Elop tersebut menimbulkan kontroversi terutama di Finlandia, termasuk dari Menteri Ekonomi Finlandia Jan Vapaavuori. Sebab bisnis Nokia turun di bawah kepemimpinan Elop sehingga ia tak pantas mendapatkan bonus sebesar itu.

"Saya sulit memahami manfaat dari bonus ini," ujar Vapaavuori seperti dilansir BBC.

Menurut Paul Thurrott dari Windows IT Pro, angka itu meningkat karena nilai saham Nokia melonjak sejak akuisisi diumumkan. Dari jumlah tersebut, sebagian besar diterima dalam bentuk saham. Elop mendapat bonus dalam bentuk tunai sebesar US$ 5,5 juta.

Microsoft sendiri telah merampungkan perjanjian akuisisinya dengan Nokia pada 25 April 2014 lalu. Meskipun perjanjian awal yang disetujui US$ 7,2 juta, Microsoft akhirnya membayar US$ 7,5 juta karena ada kenaikan nilai Nokia pada saat penutupan.

Elop mengambil alih posisi CEO Nokia pada bulan September 2010. Selama tiga tahun kepemimpinannya, ia kerap mengambil keputusan yang cukup kontroversial. Dia menyingkirkan sistem operasi Symbian dan menggantinya dengan Windows Phone untuk jajaran smartphone Nokia.

Padahal sistem operasi Android sedang dalam performa terbaik di pasar perangkat mobile. Hasilnya pun sesuai yang diprediksikan banyak pihak. Bisnis perangkat Nokia tak mampu menghadapi kejayaan vendor perangkat lain yang mengusung sistem operasi Android dan iOS Apple.

Posisi Nokia akhirnya tergeser oleh Samsung sebagai pembuat ponsel terbesar di dunia pada tahun 2012. Selain penjualan menurun, harga saham Nokia juga jatuh lebih dari setengahnya antara bulan September 2010 hingga 2013.

Nokia akhirnya menjual bisnis handsetnya kepada Microsoft tahun lalu dengan nilai US$ 7,5 juta. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya