FBI Temukan Malware Milik Hacker Pembobol Sony Pictures

Malware ini sebelumnya sudah pernah digunakan untuk menyerang sejumlah perusahaan besar di Korea Selatan Timur Tengah.

oleh Adhi Maulana diperbarui 02 Des 2014, 16:11 WIB
Diterbitkan 02 Des 2014, 16:11 WIB
Hacker
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan besar-besaran hacker terhadap sistem keamanan komputasi Sony Pictures mendorong Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk turun tangan. Pasalnya menurut FBI, serangan cyber yang menimpa Sony Pictures sudah masuk ke dalam kategori sangat berbahaya dan tidak menutup kemungkinan dapat meluas ke sektor yang lebih penting.

Dengan kondisi ini, pihak FBI mengimbau para perusahaan untuk waspada terhadap berbagai jenis serangan cyber. Mereka bahkan telah menyebarluaskan laporan hasil investagisai setebal lima halaman untuk dibagikan ke perusahaan-perusahaan lain.

Di dalam laporan tersebut, FBI mengklaim telah mengidentifikasi jenis malware yang digunakan hacker untuk membobol sistem komputasi Sony Pictures.

Meski tak diungkap secara rinci, namun pihak FBI menyebutkan jika jenis malware ini sebelumnya sudah pernah digunakan untuk menyerang sejumlah perusahaan besar di Korea Selatan Timur Tengah. Demikian seperti yang dilaporkan laman Reuters, Selasa (2/12/2014).

Saudi Aramco, salah satu perusahaan minyak besar asal Arab Saudi diinformasikan juga pernah menjadi korban serangan cyber serupa. Saat itu sekitar 30 ribu PC milik Saudi Aramco terinfeksi malware dan data-data penting perusahaan berhasil dicuri.

Sejauh ini Guardian of Peace (GOP), ditengarai sebagai kelompok hacker yang bertanggung jawab atas peretasan ini. Laman Times menjelaskan bahwa pihak GOP mengakui aksi mereka dibantu oleh orang dalam Sony Pictures.

GOP juga sebelumya telah mempublikasikan daftar file yang berhasil mereka curi dari jaringan komputer Sony Pictures. Beberapa di antaranya adalah salinan digital dokumen passport dan visa sejumlah selebriti ternama seperti Angelina Jolie dan Cameron Diaz, lebih dari 700 dokumen berisi password, 179 arsip email Outlook milik eksekutif dan staf IT, serta dokumen berisi anggaran film. (dhi/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya