Liputan6.com, Jakarta - Tepat hari ini, Selasa tanggal 10 Februari 2015, diperingati sebagai Hari Internet Aman Sedunia. Di Indonesia para aktivis teknologi memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan kampanye terkait penggunaan internet.
Peringatan Hari Internet Aman Sedunia dilakukan dengan menggelar serangkaian aktivitas bertema 'Bersama Wujudkan Internet Ramah Anak'. Kegiatan ini sendiri diprakarsai oleh beberapa lembaga seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ICT Watch, ECPAT Indonesia, Google Indonesia, DNS Nawala, Relawan TIK dan GM FKPPI.
"Ini yang pertama kalinya dilakukan secara bersama-sama, biasanya dilakukan masing-masing. Kita harap dengan bergabung, gaungnya akan lebih terdengar dan berdampak ke masyarakat," ungkap Maria Advianti, Komisioner KPAI.
Maria memaparkan bahwa acara peringatan internet aman ini secara nasional dilakukan mulai tanggal 6 Februari 2015 di Papua, Ambon, Surabaya, Bandung, Madiun, Cianjur dan Jakarta.
Safer Internet Day Indonesia (SIDI) 2015 diharapkan bisa membuka mata masyarakat tentang perlunya penggunaan internet yang bertanggung jawab. Perlindungan anak dari dampak negatif internet jadi fokus utama peringatan SIDI 2015.
Anak-anak dan generasi muda pada umumnya disebutkan sangat rentan menjadi korban tindak kejahatan online. Di Indonesia menurut data KPAI, sejak tahun 2011 jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online telah mencapai 1.022 anak hingga tahun 2014.
"Perlu diketahui, acara peringatan internet aman di dunia bukan baru pertama kali dilakukan. Peringatan ini pernah dilakukan sebanyak 12 kali," ungkap Maria di kantor KPAI, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Di level global, peringatan Hari Internet Aman Sedunia atau Safer Internet Day diperingati setiap minggu kedua Februari. Peringatan ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat global tentang perlunya penggunaan internet secara bertanggung jawab dan aman.
(den/dhi)