Uber Klaim Punya Fitur yang Bisa Jamin Keamanan Penumpang

Sistem ETA (Estimated Time of Arrival) bermanfaat ketika penumpang merasa khawatir dengan armada yang mereka tumpangi.

oleh Adhi Maulana diperbarui 15 Apr 2015, 15:05 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2015, 15:05 WIB
Kadishub DKI Tegaskan Layanan 'Sewa Mobil' Uber Ilegal
Selain berplat hitam, Kadishub DKI Jakarta menjelaskan pihak Uber sebelum peluncuran tak pernah mengajukan izin operasional di ibu kota.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jaringan transportasi berskala internasional, Uber Taxi, semakin meningkatkan keamanan layanannya, terutama bagi para penumpang wanita.

General Manager Southeast Asia Uber, Mike Brown, dalam kunjungannya ke Jakarta pada pekan lalu menjelaskan bahwa Uber telah melengkapi sistem prosedural dalam operasionalnya dengan sangat lengkap. Mulai dari sistem cash-less dalam sistem pembayaran, verifikasi data lengkap terhadap pengemudi dan pengguna, sistem pelacak di setiap kendaraan, hingga pemberitahuan ETA (Estimated Time of Arrival) yang bisa disebar ke teman terdekat.

Sistem ETA bermanfaat ketika penumpang merasa khawatir dengan armada yang mereka tumpangi. Penumpang hanya perlu klik tombol `Share My ETA` lalu memilih teman mana untuk berbagi informasi tentang keberadaan mereka.

Dengan begitu, teman yang Anda pilih akan menerima pesan tertulis via SMS yang mencantumkan nama penumpang, nama pengemudi, plat pengemudi, nomor telepon, dan link terkoneksi Google Maps untuk mengetahui keberadaan kendaraan tersebut.

"Kami sangat bangga dengan beberapa fitur keselamatan yang kami miliki dan siapkan untuk para pengguna kami. Salah satunya, setiap pengemudi dalam sistem kami telah melewati pemeriksaan latar belakang yang menyeluruh," ungkapnya dalam keterangan pers yang dipublikasikan.

Untuk lebih menguatkan sistem, Uber pun menggandeng pihak kepolisian untuk bekerjasama dalam memilah calon pengemudi.

Uber memastikan bahwa para pengemudi taksinya tidak memiliki catatan kriminal. Jadi, tak sekedar memiliki data identitas SIM (Surat Izin mengemudi) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk), namun juga memeriksa latar belakang si pengemudi, untuk kemudian mendapatkan pelatihan yang intensif.

"Kami selalu tahu siapa pengendara dan penumpang kami. Jadi jika ada masalah, kami bisa melacak dengan GPS. Kami pun memiliki semua informasi tentang perjalanan tersebut," lanjut Mike.

Keamanan dan kenyamanan ini tentunya akan sangat bermanfaat khususnya bagi penumpang wanita. Ragam modus kejahatan di dalam transportasi umum, semisal perampokan atau pelecehan seksual secara otomatis dapat dihindari dan berkurang dengan pelacakan sistem Uber ini.

"Uber akan terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan serta keselamatan para penggunanya," tutup Mike.

(dhi/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya