Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky Lab melaporkan, pada Q1 2015, hacker melakukan lebih dari 23.000 serangan DDoS dengan bantuan botnet pada web resources yang terletak di 76 negara.
Server di Amerika Serikat, Kanada, dan China adalah yang paling sering ditargetkan. 10 korban teratas juga berasal dari wilayah Eropa dan Asia-Pasifik.
Jumlah serangan terbesar pada sebuah web resource di periode Q1 2015 sebanyak 21, sekitar dua serangan setiap minggunya. Pada Q4 2014 tercatat sebanyak 16. Serangan botnet yang paling berlarut-larut di Q1 2015 hampir enam hari lamanya.
Total sebanyak 23.095 serangan terjadi pada Q1 2015. Serangan ini memberikan dampak pada target di 76 negara dan mengalami kenaikan sebesar 15% dari sebelumnya hanya 66 negara terkena dampak di Q4 2014.
"Serangan DDoS ini biasanya merupakan sebuah tindakan lintas negara. Maksudnya adalah pelanggan berada di suatu negara, sementara pelaksana berada di negara lainnya, server C & C di-host di negara ketiga, dan bot yang terlibat dalam serangan DDoS tersebar di seluruh dunia," kata Evgeny Vigovsky, Head of Kaspersky DDoS Protection, Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Senin (8/6/2015).
Seringkali, lanjut Vigovsky, hal ini membuat segala sesuatunya menjadi lebih rumit untuk bisa menyelidiki serangan tersebut, menghentikan botnet, dan menangkap aktor yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Walaupun penjahat cyber tidak membatasi toolkit DDoS mereka hanya pada botnet saja, namun botnet masih merupakan sebuah alat yang luas dan berbahaya dalam pengunaannya. Oleh karena itu diperlukan tindakan perlindungan preventif dari target potensial, yaitu web resources," tambahnya.
Kaspersky Lab menganjurkan penggunaan solusi keamanan yang memang didedikasikan khusus untuk menyaring permintaan sampah penjahat cyber dari lalu lintas web yang sah. Dengan Kaspersky DDoS Protection yang menggabungkan keahlian Kaspersky Lab, telah terbukti dengan teknologi in-house seperti DDoS Intelligence.
DDoS Intelligence adalah sistem yang menganalisis informasi yang dikirim dari server C & C ke botnet, dan bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap serangan DDoS.
(isk/dhi)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
76 Negara jadi Korban Serangan DDos
Pada Q1 2015, hacker melakukan lebih dari 23.000 serangan DDoS dengan bantuan botnet pada web resources yang terletak di 76 negara.
diperbarui 08 Jun 2015, 11:23 WIBDiterbitkan 08 Jun 2015, 11:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Resep Wonton Ayam: Panduan Lengkap Membuat Hidangan Lezat Khas Tiongkok
Resep Garang Asem Ayam Tanpa Santan: Hidangan Lezat dan Sehat
Wisata Merci Waterpark, Destinasi Liburan Keluarga dengan Nuansa Eropa di Medan
Prabowo Siapkan Anggaran Rp 3,2 Triliun untuk Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Resep Soto Betawi: Kelezatan Autentik Ibukota yang Menggugah Selera
IHSG Bakal Tembus 8.000 pada Akhir 2025 Setelah Awal Tahun Dibuka 7.000?
Tahun 2025, Polri Mulai Terapkan Tilang dengan Skema Sistem Poin
Resep Nasi Bakar Ayam Suwir: Hidangan Lezat dan Menggugah Selera
Cewek Ini Iseng Kunjungi Rumah Jokowi di Solo, Tak Menyangka Dibukakan Pintu Langsung
Erina Gudono Tenteng Tas Hermes Setengah Miliar Rupiah Saat Potong Rambut di Salon
Garuda Indonesia dan Pelita Air Tambah 26 Pesawat Tahun Ini
Cerita Kocak Ustadz Das’ad Latif, Watak Istri yang Menjengkelkan Bandingkan Suaminya dengan Shah Rukh Khan