Rilis Mesin Mimpi, Google Tebar `Mimpi Buruk` di Internet

Perangkat lunak yang diberi nama "DeepDream" itu bekerja berdasarkan kode yang digunakan untuk mendeteksi wajah dan pola lainnya pada gambar

oleh Iskandar diperbarui 08 Jul 2015, 06:18 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 06:18 WIB
Rilis Mesin Mimpi, Google Tebar `Mimpi Buruk` di Internet
Mesin Mimpi Google (telegraph.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar dua minggu lalu, sejumlah engineer Google merilis hasil percobaan kecerdasan buatan aneh, yang menampilkan tafsiran foto yang diedit oleh teknologi jaringan saraf besutan perusahaan. 

Perangkat lunak yang diberi nama "DeepDream" itu bekerja berdasarkan kode yang digunakan untuk mendeteksi wajah dan pola lainnya pada gambar.

Setelah melalui proses beberapa iterasi, foto yang ditampilkan sehari-hari di internet akan berubah menjadi psychedelic, abstrak, dan gambar dari mulanya terlihat indah menjadi aneh, layaknya mimpi buruk.

Mesin Mimpi Google (ubergizmo.com)

Mengutip laman Telegraph, Rabu (8/7/2015), banyak gambar yang telah diedit menampilkan mata hewan dan wajah, yang mana perangkat lunak tersebut telah "dilatih" untuk mengenali sesuatu.

"Teknik-teknik yang disajikan di sini membantu kita memahami dan memvisualisasikan bagaimana `jaringan saraf` dapat melaksanakan tugas-tugas klasifikasi yang sulit, meningkatkan arsitektur jaringan, dan memeriksa apa jaringan yang telah dipelajari selama percobaan," ujar engineer Google.

Mesin Mimpi Google (ubergizmo.com)

"Hal ini juga membuat kita bertanya-tanya apakah jaringan saraf bisa menjadi alat untuk menkombinasikan konsep seni atau visual yang mungkin bahkan memberikan sedikit cahaya pada proses kreatif secara umum," sambungnya.

Belum lama ini Google membuat kode yang berhubungan dengan fasilitas umum, dengan mem-posting gambar di situs open source Github sehingga siapapun dapat men-download dan mencobanya.

Mesin Mimpi Google (telegraph.co.uk)

Meskipun algoritma Google dapat membuat sejumlah terobosan, namun fitur Google Photo yang ditugaskan untuk mengenali wajah orang hitam melakukan kekeliruan. Beberapa foto sepasang orang berkulit hitam justru dimasukkan ke kategori foto berlabel Gorila.

(isk/dhi)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya