Akun Pribadi Kepala Badan Intelijen AS 'Dikerjai' Hacker

Hacker berhasil meretas beberapa akun pribadi kepala badan intelijen Amerika Serikat James Clapper.

oleh M Hidayat diperbarui 14 Jan 2016, 09:58 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 09:58 WIB
Kepala Badan Intelijen AS James Clapper
Kepala Badan Intelijen AS James Clapper. Kredit: Huffington Post

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka, James Clapper yang merupakan kepala badan intelijen Amerika Serikat (AS), harus mengalami kejadian tak menyenangkan. Beberapa akun pribadinya di dunia maya, menurut informasi yang Tekno Liputan6.com kutip dari BBC, Kamis (14/1/2016) telah diretas.

Seorang juru bicara mengatakan bahwa masalah ini telah dilaporkan kepada pihak berwenang, namun ia menolak untuk membeberkan informasi lebih lanjut.

Sebagai kepala badan intelijen, James Clapper berperan sebagai penasihat utama bagi Presiden mengenai masalah keamanan, termasuk ancaman siber. Kejadian ini mengikuti serangan siber serupa yang dialami oleh direktur CIA pada bulan Oktober lalu.

Situs berita Motherboard melaporkan pada Selasa kemarin bahwa pihaknya telah dihubungi oleh seorang peretas (hacker) muda, yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian ini.

Diungkapkan bahwa remaja itu mengaku sebagai bagian dari kelompok yang sama--Crackas With Attitude (CWA)--di balik kasus sebelumnya.

Pemuda itu mengatakan, ia telah membobol alamat email pribadi Clapper, ponsel, dan pengaturan akun internetnya, serta akun email Yahoo milik istri Clapper.

Kemudian tampaknya pemuda itu mengubah pengaturan nomor telepon Clapper, sehingga panggilan-panggilan ke nomor Clapper, dialihkan ke juru bicara Free Palestine Movement--gerakan yang didukung oleh CWA.

Motherboard juga memaparkan bahwa pemuda itu telah menembus apa yang ia klaim sebagai log panggilan telepon rumah Clapper yang baru-baru ini dibuat dan diterima.

Blogger keamanan, Graham Cluley, menemukan sedikit keanehan dalam kasus ini.

"Jika rincian dari kasus ini benar, maka patut dikhawatirkan bahwa peretas itu tidak hanya mampu mengubah rute panggilan yang dibuat untuk rumah Clapper, tetapi juga melihat nomor telepon dari orang yang memanggilnya dan mengakses akun email pribadinya," tulis Cluley.

Untuk alasan itu, lanjutnya, sedikit melegakan bahwa orang-orang di balik kasus ini cenderung lebih tertarik untuk sekadar mengerjai Clapper ketimbang melakukan sesuatu yang lebih mengancam.

(Why/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya