Liputan6.com, Jakarta - Facebook akhirnya mengaktifkan fungsi Safety Check di Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Fungsi tersebut diaktifkan menyusul peristiwa penembakan sebuah klub di Orlando, Florida, yang menewaskan 50 orang.
Fitur yang diperkenalkan pertama kali pada 2014 ini memang ditujukan bagi pengguna Facebook berbagi informasi pada orang lain ketika dirinya berada di sebuah wilayah krisis akibat bencana alam ataupun peristiwa berbahaya lainnya.
Dengan demikian, orang lain dapat mengetahui kondisi pengguna saat itu. Selain itu, pengguna juga dimungkinkan untuk mengetahui kondisi orang terdekat yang kemungkinan yang berada di wilayah tersebut.
Facebook menuturkan pihaknya sudah melakukan peningkatan fitur Safety Check agar proses peluncuran fitur ini dapat lebih cepat.
Baca Juga
Kasus penembakan Orlando juga menarik perhatian CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, yang turut memberikan ucapan belasungkawa melalui akun Facebook resminya.
"Terbangun pagi ini, saya sangat terkejut mendengar kabar penembakan di Orlando. Doa saya bersama dengan korban, keluarga mereka, dan komunitas LGBT," ujar Zuckerberg, melalui akun resminya, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (13/6/2016).
Fitur Safety Check sendiri diaktifkan dalam beberapa kesempatan oleh Facebook. Salah satunya adalah teror penembakan di Paris pada tahun lalu. Kasus pengeboman di Nigeria juga membuat Facebook kembali mengaktfikan fitur ini.
Di sisi lain, fitur ini juga sempat mendapat sorotan kurang baik sebab tak hadir di beberapa peristiwa yang dianggap penting, seperti serangan di Beirut yang terjadi baru-baru ini.
(Dam/Cas)