Liputan6.com, California - Banyak anak muda yang bermimpi bisa bekerja dan menjadi bagian dari jejaring sosial terbesar di dunia Facebook.
Bahkan, mereka menganggap Facebook merupakan surga yang memungkinkan karyawannya ber-skateboard di koridor serta melakukan pekerjaan koding sepanjang malam sembari menunggu gaji yang besar masuk ke rekening.
Sayangnya, tidak dengan mantan karyawan Facebook Antonio GarcÃa Martinez. Ia justru menilai Facebook tak bedanya seperti Korea Utara yang tak memberikan kebebasan penuh pada masyarakatnya.
Baca Juga
Mantan pegawai yang dipecat itu sebelumnya merupakan Product Manager Facebook. Seperti Tekno Liputan6.com kutip dari CNET, Martinez menuliskan hal tersebut dalam sebuah buku berjudul Chaos Monkeys: Obscence Forture and Random Failure in Silicon Valley yang dirilis minggu ini.
"Kami memiliki slogan di dinding, kami juga mengenakan seragam. Sehingga (Facebook) terasa seperti Korea Utara atau Kuba," katanya kepada CBS This Morning.
Lebih lanjut, pria tersebut juga mengatakan, dirinya baru sadar orang-orang biasa memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari Facebook. Sayangnya, kata Martinez, mereka hanya memainkan sedikit peranan di perusahaan.
Pria yang bekerja untuk Zuckerberg sejak 2011-2013 itu kepada Daily Mail menuliskan perusahaaan yang bermarkas di Menlo Park itu memiliki level keamanan setara KGB (badan inteligen Rusia). Keamanan di Facebook bernama Sec yang memonitor seluruh kegiatan karyawannya.
"Mengacau dengan Facebook dan penjaga keamanan bakal menyeret Anda keluar, layaknya seorang pria mabuk di Taco Bell," ucapnya.
Ia juga mengklaim bahwa pihak HRD menceramahi karyawan mengenai apa yang dikenakannya. Karyawan perempuan tak boleh menggunakan rok yang terlalu pendek, sementara tidak demikian dengan karyawan pria yang boleh bekerja dengan celana pendek.
Facebook sendiri menolak berkomentar akan hal ini.Â
(Tin/Cas)