Liputan6.com, Jakarta - Pokemon Go benar-benar sedang naik daun. Setelah gim tersebut diunduh sebanyak 100 juta kali, kini sebuah laman yang memantau aplikasi mobile melaporkan Pokemon Go berhasil meraih pendapatan US$ 160 juta atau setara dengan Rp 2,1 triliun.
Meski merupakan aplikasi yang dapat diunduh secara gratis, Niantic tampaknya berhasil membuat para pemain merogoh kocek untuk gim tersebut.
Baca Juga
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Gamerant, Jumat (5/8/2016), laporan dari perusahaan pemantau aplikasi, Sensor Tower, pendapatan tersebut diperoleh dari in-app purchase baik dari iOS maupun Android.
Setelah memperoleh pendapatan yang fantastis (US$ 160 juta) pada Agustus, gim ini diramalkan akan terus tumbuh dan menghasilkan uang dalam jumlah lebih banyak lagi.
Sensor Tower menyebutkan pertengahan Agustus nanti, Pokemon Go bakal menghasilkan US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun.
Perusahaan monitoring aplikasi itu juga menjabarkan fakta unik. Menurut mereka, update aplikasi Pokemon Go yang dikeluhkan banyak orang tak berdampak pada jumlah pemain. Gamer setia Pokemon Go tetap menghabiskan waktunya untuk menangkap Pokemon.
Bahkan, Sensor Tower melaporkan waktu yang dihabiskan untuk bermain Pokemon Go juga meningkat hingga beberapa menit dibanding sebelum perusahaan meng-update aplikasinya. Tak jelas mengapa, namun hal ini diperkirakan lantaran makin banyak komunitas Pokemon Go yang terbentuk.
Sensor Tower memastikan penggila Pokemon Go masih tetap memainkan gim tersebut. Dibandingkan dengan Facebook, para pengguna jauh lebih sering bermain Pokemon Go.
Terbaru, Niantic bakal kembali memperbarui aplikasi Pokemon Go. Hal ini menjadi jawaban bagi para pemain yang dikabarkan sangat frustasi memainkan gim tersebut setelah adanya update.Â
(Tin/Cas)