Jepang Sensor Sejumlah Adegan Sadis Resident Evil 7

sejumlah adegan mengerikan dan objek berdarah di Resident Evil 7 justru disensor di negara asalnya sendiri, Jepang.

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Feb 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2017, 12:40 WIB
Resident Evil 7
Resident Evill 7 berhasil di-hack. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Liputan6.com, Tokyo - Resident Evil 7 sukses menuai perhatian besar di dunia gim. Kembalinya sekuel gim horor fenomenal tersebut bahkan diyakini akan mendobrak kesuksesan franchise Resident Evil yang akhir-akhir ini meredup.

Salah satu elemen utama yang dihadirkan pada seri ketujuh Resident Evil ini adalah survival horror ala Resident Evil klasik. Bukan tidak mungkin, gim ini penuh dengan adegan jumpscare dan berdarah.

Sayangnya, sejumlah adegan mengerikan dan objek berdarah di Resident Evil 7 justru disensor di negara asalnya sendiri, Jepang. Dilansir dari Gamespot, Selasa (14/2/2017), adegan-adegan itu terpaksa disensor karena menampilkan adegan terlampau sadis.

Laman Censored Gaming melaporkan, salah satu adegan sadis yang diubah di Resident Evil 7 versi Jepang adalah adegan saat David Anderson dibunuh dengan sadis oleh Jack Baker.

Pada versi Amerika, David dibunuh dengan sekop dan kepalanya terlepas. Sementara di versi Jepang, ia tetap dibunuh, tetapi kepalanya tak terlepas. Adegan bersimbah darah pun tak diperlihatkan sama sekali pada momen mendebarkan ini.

Tak hanya itu, adegan lain seperti karakter utama Ethan Winters menemukan kepala David di kulkas pun diganti dengan foto miliknya. Sejumlah adegan lain juga dikabarkan dirombak Capcom dengan alasan rating.

Resident Evil 7 meraup respons positif dari kritikus dan pasar. Meski begitu, Capcom menilai penjualan gim tersebut lesu. Sampai berita ini diturunkan, Resident Evil 7 telah dijual tiga juta kopi di seluruh dunia.

Sebagai perbandingan, penjualan Resident Evil 7 memang tak semasif Resident Evil 5 dan 6. Pada pekan pertama peluncurannya, Resident Evil 5 terjual 4 juta kopi, sedangkan Resident Evil 6 terjual 4,5 juta kopi.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya