Arek Suroboyo Berbagi Kisah Menimba Ilmu di Google I/O 2017

Pendiri startup Reblood, Leonika, berbagi kisah saat ia bertandang ke Google I/O 2017. Seperti apa ceritanya?

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Mei 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 20:00 WIB
Reblood
Leonika, CEO Reblood di Google I/O 2017. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Mountain View - Google I/O tak hanya menjadi 'pesta' bagi kalangan developer dari Negeri Paman Sam saja. Buktinya, developer di seluruh dunia, termasuk Indonesia, juga berkesempatan untuk bertandang. Salah satunya adalah Reblood, startup asal Indonesia yang bergerak di bidang donor darah.

Sang pendiri Reblood, Leonika Sari Njoto Boediotomo, mengaku mendapatkan banyak ilmu dari ajang tahunan yang dihelat raksasa teknologi tersebut. Pihaknya mengaku bangga dan senang karena bisa berkesempatan untuk mengikuti serangkaian sesi di Google I/O 2017.

Kepada Tekno Liputan6.com, pendiri startup asal Surabaya ini mengatakan banyak hal yang ia dapat selama acara berlangsung.

Tak hanya bertatap muka dengan para ahli dari Google, ia juga mendapat kesempatan untuk menjelaskan apa itu Reblood dan misinya di hadapan developer dari berbagai dunia, termasuk Googlers (sebutan untuk karyawan Google).

"Antusiasme developer saat menyaksikan presentasi kami begitu besar. Nggak menyangka banyak yang bertanya setelah presentasi selesai, kayak nanya apa itu Reblood, mekanisme penyaluran donor darah, teknologi yang kita manfaatkan, banyak sekali," kata gadis berusia 24 ini saat ditemui di sela-sela acara Google I/O 2017 di Mountain View, California, Amerika Serikat.

Selain mengikuti sesi keynote, Leonika juga mengikuti sesi khusus yang dihelat Google, dengan nama Woman Tech Maker. Menurutnya, sesi tersebut adalah sesi paling inspiratif karena banyak developer wanita yang unjuk gigi dengan karyanya.

"Kalau teknologi itu kan biasanya profesi yang digeluti pria. Nah, dalam Woman Tech Maker, saya melihat bahwa banyak sekali developer wanita punya karya yang luar biasa keren. Ternyata, banyak juga developer wanita di dunia teknologi," kenang Leo, sapaan akrabnya.

Pengumuman Google I/O 2017 yang Paling Berkesan

Leo mengungkap, salah satu bagian paling menarik di acara Google I/O 2017 menurutnya adalah sesi keynote utama yang dibawakan CEO Sundar Pichai.

"Saya paling suka itu, pengumuman Android O juga paling ditunggu-tunggu. Banyak surprise-nya. Selain itu, update developer tools seperti Firebase yang bakal merge dengan platform lainnya itu juga mengagumkan banget. Update soal TensorFlow (platform khusus untuk teknologi Machine Learning Google) juga sangat membantu kami (para developer)," tutur Leo.

Leo juga mengatakan, sesi Codelabs dan Sandbox merupakan salah satu sesi 'surga' bagi para developer. Pasalnya, mereka bisa bertemu langsung dengan tim Google dan menjajal semua update teknologi paling anyar yang baru saja diumumkan.

"Di Sandbox, kita bisa bertemu dengan tim Google langsung. Contoh, di Firebase kita bisa langsung ketemu dengan timnya. Kita bisa nanya-nanya, bahkan kasih feedback. Seru banget deh," kata Leo.

Meski terdengar teknis dan cukup ruwet, nyatanya Sandbox menjadi wahana yang juga paling diminati pengunjung. Leo mengungkap, setiap Sandbox selalu memiliki antrean yang mengular. "Karena Google mengemasnya dengan cara yang fun dan interaktif," tandasnya.

"Firebase itu kan back-end banget, yang mengerti ya cuma developer saja. Nah, kalau di Sandbox itu dikemasnya dalam bentuk gim interaktif. Keren banget, integrated dan sangat fast response," imbuh Leo.

Selain membeberkan update apa saja yang paling berkesan, pengumuman Kotlin juga merupakan yang paling dinanti. Buktinya, saat diumumkan di keynote, semua developer langsung bersorak sorai, tak terkecuali Leo.

"Pengumuman Kotlin yang masuk ke Android, itu cukup mengejutkan. Buat kami (developer) itu sangat membantu banget, jadi bisa bergabung dengan Java. Jadi, buat kami yang sebelumnya pakai Java bisa sekalian pakai Kotlin," papar gadis lulusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ini.

Dari I/O untuk Reblood

Disampaikan Leo, ilmu yang didapatkan dari Google I/O 2017 tentu akan ia implementasikan ke startup garapannya. Dalam waktu dekat, ia akan menopang Reblood dengan tools TensorFlow dan Firebase.

"Saya akan adopsi dua (TensorFlow dan Firebase) itu. Tertarik juga sama Firebase, karena fitur barunya memperkenankan kita untuk sign in dengan nomor ponsel. Itu sangat membantu karena user Reblood di sini sering lupa email,” lanjutnya.

Sementara, TensorFlow dengan basis Machine Learning akan diimplementasikan untuk mempersonalisasi pesan bagi setiap penggun Reblood. "Salah satunya dengan memberikan referensi yang berbeda," ia menerangkan.

Ambil contoh, bagi pengguna yang hendak melakukan donor darah namun kerap ditolak karena masalah tekanan darah atau kurang haemoglobin, nantinya mereka akan dibantu dengan sistem Machine Learning dari TensorFlow.

"Calon pendonor yang tekanan darahnya kurang, ia nanti akan disarankan untuk melakukan sejumlah aktivitas. Seperti banyak jalan kaki, lari, atau nanti akan di-relate ke API Google Fit, sedangkan yang haemoglobin-nya kurang akan disuruh makan makanan sehat dan kita akan kolaborasi dengan brand atau restoran vegetarian," papar Leo.

Leo berharap, untuk ke depannya, adopsi dua teknologi dari I/O 2017 bisa berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi pengguna.

"Semoga nanti, teknologi dan inovasi dari Google semakin membantu startup-startup di Indonesia untuk lebih cerdas beraksi dan membawa dampak yang besar," pungkasnya.

(Jek/Cas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya