Alibaba Jajaki Kemungkinan Suntik Pendanaan ke Grab

Pendiri Alibaba Jack Ma dilaporkan akan melakukan penjajakan dengan SoftBank untuk menyuntik pendanaan ke Grab.

oleh M Hidayat diperbarui 16 Jun 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 17:00 WIB
Ilustrasi Pendanaan (Funding) Startup
Ilustrasi Pendanaan (Funding) Startup via The American Genius

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Alibaba Jack Ma dilaporkan akan melakukan penjajakan dengan SoftBank untuk menyuntik pendanaan ke Grab. Demikian menurut sumber terdekat yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/6/2017).

Pendanaan ini akan menjadi bagian dari fundraising senilai US$ 1,5 miliar yang dilaporkan sebelumnya, yang dipimpin SoftBank. Peruntukan pendanaan ini adalah sebagai amunisi untuk bertarung dengan Uber di pasar Asia Tenggara.

Tak hanya itu, Didi Chuxing yang merupakan penyedia layanan serupa Grab terbesar di Tiongkok, juga dilaporkan akan ikut serta di putaran pendanaan ini.

Geliat Alibaba di bisnis teknologi kian meluas. Di sektor e-Commerce, pada April 2016 Alibaba mengakuisisi Lazada yang beroperasi di beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Langkah ini, menurut analis, menjadi bisa menjadi jalan pembuka bagi Alibaba untuk menggempur industri e-Commerce di Asia Tenggara.

Kemudian belum lama ini Alibaba juga berencana membuka pusat data di Indonesia tepatnya di Jakarta. Melalui Alibaba Cloud, Alibaba siap membuka fasilitas tersebut dalam rangka mendorong industri usaha kecil dan menengah (UKM).

Selain Indonesia, Alibaba juga akan membuka pusat data di Mumbai, India. Rencana tersebut akan direalisasikan pada tahun ini atau tahun fiskal Alibaba yang berakhir pada 31 Maret 2018.

Kemudian layanan solusi pembayaran nontunai Alibaba, Alipay, juga melakukan ekspansi bisnis ke Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu. Ekspansi ini tak lepas dari bentuk kesepakatan perusahaan dengan platform pembayaran online First Data. Nantinya, Alipay akan tersedia sebagai opsi pembayaran alternatif bagi 4 juta akun klien First Data.

(Why/Cas)

Tonton video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya