Google Gunakan Algoritma Brotli untuk Kompresi Tampilan Iklan

Google mengumumkan penggunaan algoritma Brotli untuk kompresi tampilan iklan.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Jun 2017, 07:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 07:30 WIB
Ilustrasi Digital Marketing, Pemasaran Digital, Google Analytic
Ilustrasi Digital Marketing, Pemasaran Digital, Google Analytic

Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan penggunaan algoritma Brotli untuk kompresi Google Display Ads. Menurut pengukuran internal perusahaan, kompresi ini secara keseluruhan memungkinkan penghematan lima belas persen pemakaian data, bila dibandingkan dengan kompresi gzip standar.

Google, dalam beberapa kasus, bahkan telah mendapati penghematan lebih dari empat puluh persen. Maka dari itu, langkah ini secara akumulatif diyakini mampu akan mengurangi konsumsi data hingga puluhan ribu GB per hari.

Mengutip Venture Beat, Kamis (22/6/2017), hal ini hanya bekerja jika peramban pengguna mendukung Brotli, tetapi untungnya algoritma tersebut sudah banyak diadopsi, bahkan peramban Microsoft Edge pun sudah menggunakannya.

Untuk diketahui, Google membuat Brotli bersifat open source pada September 2015 dan menjadikannya sebagai penerus algoritma Zopfli.

Sederhananya, mengurangi ukuran iklan bukan hanya berarti penghematan data bagi pengguna, tetapi juga mengurangi konsumsi baterai di perangkat. Namun di balik itu semua, ada dua hal lebih lebih penting baik dari sudut pandang pengguna maupun Google selaku pemilik platform yakni memuat halaman lebih cepat dan iklan yang lebih baik.

Poin pertama yaitu kecepatan memuat halaman, memang tengah menjadi salah satu fokus Google belakangan ini. Sebut saja kehadiran halaman khusus bagi penerbit atau portal berita Accelerated Mobile Pages (AMP) yang dapat diakses dari Google Search, yang sekarang dua kali lebih cepat. Salah satu faktor pendukungnya adalah mengurangi ukuran dokumen dengan menggunakan Brotli.

Sementara poin kedua masih terbilang inisiatif baru. Google telah bergabung dengan Coalition for Better Ads, sebuah koalisi yang menawarkan standar spesifik tentang bagaimana industri harus memperbaiki iklan bagi konsumen.

Beberapa jenis iklan yang dilarang menurut koalisi ini adalah iklan yang menutup satu halaman penuh dan iklan yang secara tiba-tiba memutar suara atau video secara otomatis.

Mulai awal 2018 Chrome akan berhenti menampilkan suatu iklan--termasuk iklan yang dimiliki atau dilayani oleh Google--di situs web, bila iklan itu tidak sesuai dengan standar iklan yang lebih baik (Better Ads Standards). 

(Why/Cas)

Tonton video menarik berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya