Tips Hindari Ransomware Petya dari Id-SIRTII

Menghadapi serangan ransomware Petya tim Id-SIRTII memberikan tips singkat agar komputer pengguna tidak terinfeksi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Jun 2017, 16:48 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2017, 16:48 WIB
Ransomware Petya
Wakil Ketua Id-SIRTI Bisyron Wahyudi ditemui usai konferensi pers pencegahan ransomware Petya di Jakarta, Jumat (30/6/2017). Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Ransomware Petya menggemparkan dunia. Bagaimana tidak, ransomware jahat ini diketahui telah menjangkiti ratusan ribu komputer di 64 negara dalam waktu beberapa hari saja.

Bermula di Ukraina, ransomware yang menyerang celah keamanan Windows ini kini menyebar ke seluruh Eropa, terutama Prancis, Inggris, hingga Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan.

Berdasarkan pantauan online, sudah lebih dari 250 ribu komputer terinfeksi ransomware Petya dan diperkirakan jumlah komputer yang terserang akan terus bertambah seiring dengan berakhirnya libur musim panas dan Lebaran di sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Untuk mengantisipasi agar tidak terinfeksi serangan ransomware Petya, Id-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) memberikan sejumlah tips untuk menghindari Petya.

Disebutkan oleh Wakil Ketua Id-SIRTII Bisyron Wahyudi, seperti pada WannaCry, pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah melakukan back up data.

"Back up, back up, dan back up dilaksanakan secara rutin atau otomatis. Satu atau dua back up tidaklah cukup, melainkan harus ada back up ketiga yang terpisah dari sistem yang hendak di-back up," kata Bisyron dalam konferensi pers mengenai pencegahan ransomware Petya di Jakarta, Jumat (30/6/2017).

Selanjutnya, Bisyron juga berpesan untuk menggunakan sistem operasi atau aplikasi original yang memiliki fitur pembaruan patch keamanan.

"Selanjutnya, menggunakan dan mengaktifkan sistem proteksi dan secara rutin memperbarui antivirus, khususnya yang memiliki fitur proteksi anti-ransomware dan anti-malware lainnya," kata Bisyron.

Pihaknya juga menyarankan agar semua data yang ada di komputer klien atau host maupun di server (file sharing) untuk di-back up.

"Untuk keamanan, walaupun server-nya menggunakan Linux, MacOS dan lain-lain, pengguna harus tetap mem-back up file dan seluruh data ke hard disk eksternal kemudian cabut drive eksternal dan amankan ke penyimpanan lain," ujar Bisyron.

Kemudian, jika pengguna terhubung ke penyimpanan awan (cloud storage) yang tersinkronisasi, lebih baik putuskan koneksi sementara untuk memastikan semuanya telah aman.

Jika ada masyarakat yang masih mengalami kesulitan, masyarakat disarankan untuk menghubungi Id-SIRTII, yakni organisasi di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menangani kasus serangan siber.

(Tin/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya