Liputan6.com, Jakarta - Serangan siber ransomware Petya telah melanda komputer di 64 negara di dunia. Berbagai negara seperti Ukraina, Rusia, negara-negara Eropa Timur, India dan negara-negara Asia Selatan sudah terinfeksi ransomware yang menyerang di berbagai sektor.
Meski begitu, sampai saat ini, Indonesia dilaporkan belum terkena dampak serangan ransomware Petya. Demikian diungkapkan oleh Wakil Ketua Id-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) Bisyron Wahyudi dalam konferensi pers mengenai ransomware Petya di Jakarta, Jumat (30/6/2017).
"Sejauh ini belum ada laporan mengenai serangan Petya. Belum ada laporan soal kasus ini di Indonesia. Kami ada nomor kontak, tetapi belum ada yang melaporkan," kata Bisyron.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini ditengarai karena banyak perusahaan dan perkantoran di Indonesia yang masih libur Lebaran dan belum kembali melakukan aktivitas di kantor. Meski begitu, ia mengimbau agar semua instansi perkantoran maupun pengguna pribadi selalu melakukan back up data untuk menghindari serangan ransomware Petya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemantauan terhadap serangan ransomware Petya ini sejak Rabu, 28 Juni 2017.
Rudiantara mengatakan, Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang sering terkena serangan. Oleh karena itu, Kemenkominfo bersama pihak-pihak terkait langsung menaruh perhatian pada hal ini.
"Teman-teman dari Id-SIRTII langsung melakukan pencegahan. Petya masuk sebagai ransomware dan dimulai dari Eropa Timur. Karena sedang Lebaran, dampaknya tidak banyak," tutur Rudiantara dalam kesempatan yang sama.
Ia juga mengatakan sudah menginformasikan kepada seluruh kementerian untuk segera melakukan langkah antisipasi terhadap serangan ransomware Petya.
Rudiantara juga mengatakan, sejak tanggal 28 Juni, Kemenkominfo juga telah menyosialisasikan bahaya ransomware Petya ke tiga sektor di Indonesia, yakni sektor perhubungan, perbankan, dan energi.
Sekadar diketahui, sejauh ini ransomware Petya memang mengincar ketiga sektor di atas, terutama di negara yang telah terinfeksi. Sampai saat ini juga belum ada pihak yang berhasil memperlambat dan menghentikan penyebaran ransomware Petya. Oleh karena itu, Petya dianggap lebih berbahaya dibandingkan WannaCry yang menyerang dunia, Mei lalu.
(Tin/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: