Daftar Produk Teknologi Kenamaan Tutup Usia di 2017, Apa Saja?

Berikut ini adalah sejumlah produk teknologi yang akhinya berhenti di 2017 karena beragam alasan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Jan 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 08:00 WIB
Jawbone
Produk besutan Jawbone. (Doc: CNET)

Liputan6.com, Jakarta - Inovasi yang terjadi di dunia teknologi tak dimungkiri dipengaruhi oleh teknologi sebelumnya. Karena itu, kehadiran layanan atau teknologi baru bukan tak mungkin menggusur layanan yang lebih lawas.

Kondisi serupa juga terjadi pada tahun ini. Sejumlah perusahaan yang tak dapat bersaing memilih untuk menghentikan kelanjutan produk atau aplikasinya karena beragam alasan.

Lantas, apa saja produk teknologi yang tutup usia pada tahun ini? Berikut adalah daftarnya seperti dihimpun Tekno Liputan6.com dari Digital Trends, Jumat (5/1/2017).

1. Jawbone

Akhir dari perusahaan pembesut wearable, Jawbone, mengagetkan banyak pihak. Setelah satu tahun krisis keuangan, Jawbone dipastikan gulung tikar tahun ini.

Masalah keuangan yang menerpa Jawbone berdampak pada penurunan layanan pelanggan, kurangnya persediaan barang, hingga ditinggal oleh sejumlah petingginya.

Jawbone yang populer dengan produk earpiece bluetooth ini sudah melakukan proses likuidasi atau pembubaran perusahaan dan penyelesaian masalah keuangan, seperti pelunasan utang dan piutang.

CEO dan founder perusahaan Hosain Rahman disebut telah memulai perusahaan baru yang diberi nama Jawbone Health Hub. Kali ini perusahaan tersebut akan lebih fokus pada pengembangan software.

2. AOL Instant Messenger

Layanan chatting AOL Instant Messaging (AIM) yang populer di tahun 90-an resmi ditutup oleh perusahaan. Penghentian layanan AIM efektif dilakukan pada 15 Desember 2017.

Pengumuman ditutupnya layanan chatting yang telah berusia lebih 20 tahun itu dilakukan pada Jumat, 6 Oktober 2017 oleh perusahaan.

"AIM mengantarkan ke teknologi digital baru dan memicu perubahan budaya, tapi cara komunikasi kami telah berubah. Untuk itu, kami memutuskan menghentikan layanan AIM," tulis Oath VP of Communication Product, Michael Albers.

3. Nintendo NES Classic Edition

Nintendo Entertainent System kembali hadir pada 2016. Namun sedikit berbeda, kali ini konsol lawas tersebut sudah hadir dengan kabel HDMI dan ada sekitar 30 judul gim di dalamnya.

Meski dilaporkan sukses, ternyata Nintendo memutuskan untuk menghentikan produksi NES Classic Edition pada April 2017, enam bulan setelah konsol ini meluncur.

Sebagai gantinya, Nintendo meluncurkan Super Nintendo Entertainment System (SNES) Classic Edition baru pada Oktober 2017. Dalam konsol itu Nintendo menyertakan 20 gim lawas dan satu gim yang belum pernah rilis.

4. Vertu

Dikenal sebagai merek smartphone mewah, Vertu harus mengakhiri kiprahnya pada pertengahan 2017. Hal itu karena pemilik merek mewah asal Inggris ini gagal membayar utang.

Total utang Vertu sebanyak 128 juta poundsterling (US$ 165 juta) atau sekitar Rp 2,1 triliun. Sementara, pemilik Vertu hanya mampu membayar 1,9 poundsterling (US$ 2,4 juta) atau sekitar Rp 32 miliar.

Berdasarkan laporan dari The Financial Times dan The Telegraph, proses manufaktur Vertu berhenti total dan membuat 200 orang kehilangan pekerjaan.

5. iPod Shuffle dan iPod Nano

Sempat digandrungi saat pertama kali rilis, kedua pemutar musik ini ternyata harus dihentikan penjualannya. Penjualan yang terus menurun menjadi alasan utama Apple melakukan hal tersebut.

"Kami tidak akan melanjutkan (penjualan) iPod Nano dan iPod Shuffle," demikian pernyataan resmi dari Apple pada Juli 2017.

Sebagai pengganti, Apple akan memberikan penawaran menarik dan pembaruan (update) untuk iPod Touch. Ini adalah update teranyar sejak terakhir dilakukan pada 2015 silam.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya