CEO Google: Kecerdasan Buatan Lebih Penting dari Sumber Kehidupan

CEO Google Sundar Pichai berpendapat kecerdasan buatan lebih penting dari sumber kehidupan seperti air dan listrik.

oleh Bawono Yadika diperbarui 05 Feb 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 16:30 WIB
Sundar Pichai
CEO Sundar Pichai. (Doc: Google HQ)

Liputan6.com, Mountain View - Pesatnya perkembangan era digital saat ini menjadikan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) sebagai salah satu teknologi yang akan booming pada masa depan.

Dampak kecerdasan buatan sendiri sudah tampak sejak dua tahun terakhir, salah satu yang kentara terlihat implementasinya adalah pada kehadiran robot serta asisten virtual.

Belum lama ini, CEO Google Sundar Pichai mengeluarkan pendapatnya terkait kecerdasan buatan. Menurutnya, kecerdasan buatan kemungkinan bisa menjadi salah satu "sumber" kehidupan di manusia kelak.

Bahkan, kecerdasan buatan mungkin bisa saja akan lebih penting dan dibutuhkan ketimbang sumber kehidupan lainnya, dalam hal ini api dan air.

"Kecerdasan buatan adalah satu hal terpenting yang sedang dikerjakan umat manusia saat ini. Mungkin, kecerdasan buatan bisa jadi lebih penting dan dibutuhkan ketimbang sumber api dan listrik," tutur Pichai sebagaimana dilansir CNBC, Senin (5/2/2018).

Google sendiri merupakan salah satu perusahaan yang begitu getol dalam pengembangan kecerdasan buatan. Mereka bahkan tengah menciptakan teknologi yang kelak menggantikan kerja manusia dalam banyak bidang.

"Sebagai contoh, Google mampu menerjemahkan miliaran bahasa dalam sehari, itu karena kekuatan dari kecerdasan buatan. Begitupun ketika kita mencari gambar atau suatu hal di Google, misalnya Matahari, maka Google akan mengumpulkan semua gambar Matahari yang ada. Ini semua karena kecerdasan buatan," tuturnya.

 

Kecerdasan Buatan Berbahaya?

Lukisan hasil kecerdasan buatan
Lukisan hasil kecerdasan buatan. (Doc: Cambridge Consultants)

Adapun sejumlah petinggi perusahaan teknologi dan beberapa ilmuwan mengaku khawatir dengan keberadaan kecerdasaan buatan. Di antaranya seperti Elon Musk dan Stephen Hawking.

Menurut Hawking, kecerdasan buatan bisa berdampak negatif pada sektor pekerjaan--khususnya pekerjaan kelas menengah.

"Keberadaan kecerdasan buatan dan automatisasi teknologi akan mengikis profesi kelas menengah. Jika dibiarkan, ini akan menciptakan ketidaksetaraan yang buruk serta risiko pergolakan industri pekerjaan yang besar," kata Hawking sebagaimana dikutip dari Business Insider.

Pria lulusan Universitas Oxford itu menuturkan, sistem automatisasi teknologi yang kini diterapkan banyak perusahaan besar sebetulnya memang memudahkan proses manufaktur yang tadinya dilakukan manusia.

Akan tetapi, implementasi tersebut diibaratkan seperti mata pisau. "Proses manufaktur industri yang tadinya dilakukan secara tradisional akan berubah total. Namun, profesi kelas menengah seperti pekerja pabrik yang tadinya dipekerjakan untuk itu, tak lagi akan dibutuhkan. Ke mana mereka nanti akan bekerja?" tutur ia menambahkan.

Regulasi Harus Ditetapkan

Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay

Dalam kesempatan lain, Musk berpendapat pemerintah, instansi terkait, dan pihak berwajib harus menetapkan regulasi yang mengatur kecerdasan buatan agar tidak kelewatan.

Dalam pidatonya di sebuah pertemuan nasional di Rhode Island, CEO Tesla dan SpaceX itu menyebut, pemerintah harus membuat regulasi terkait kecerdasan buatan sebelum terlambat.

"Hingga orang melihat robot turun ke jalan dan membunuh orang-orang, mereka tidak tahu bagaimana harus bereaksi," kata Musk berkomentar.

Musk juga menambahkan, kecerdasan buatan adalah kasus langka, sehingga saya rasa kita harus proaktif membuat regulasi, bukannya reaktif. "Kalau reaktif terhadap kecerdasan buatan, hal itu akan terlambat."

Dengan begitu, ia mendesak regulasi terkait kecerdasan buatan harus dibuat sekarang karena sifatnya yang birokratis. "Peraturan dibuat untuk selamanya. Kecerdasan buatan adalah risiko mendasar bagi keberadaan peradaban manusia," pungkasnya.

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya