Tularkan Inspirasi, Bukalapak Hadirkan Menantu Jokowi di BukaTalks

Bukalapak menghadirkan Bobby Nasution--menantu Presiden Jokowi--dalam acara BukaTalks yang dihelat di Medan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 17:30 WIB
Bukalapak
Bobby Nasution di acara BukaTalks, dengan tema "UMKM Go Online Menuju 2020” di Atrium Focal Point, Medan. Liputan6.com/Reza Perdana

Liputan6.com, Medan - Memasuki 2018, pergerakan industri e-Commerce yang menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin tampak jelas.

Perubahan ini berdasarkan banyaknya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpindah ke ranah online. Mereka diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayahnya masing-masing.

Perkembangan itu bukan saja bisa menciptakan lowongan pekerjaan, melainkan juga mendorong daya beli masyarakat di berbagai daerah. 

Hal ini juga sebagai bentuk mendukung program Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk menjadikan Indonesia sebagai “Digital Energy of Asia” pada tahun 2020.

Untuk mendukung program pemerintah tersebut, Bukalapak menghadirkan BukaTalks dengan tema “UMKM Go Online Menuju 2020” di Atrium Focal Point, Medan, yang dihadiri oleh ratusan peserta dari Kota Medan, Sumatera Utara.

Dalam BukaTalks di Medan, Bukalapak membahas bagaimana UMKM Indonesia bisa bergerak untuk menyambut tantangan baru ini. Seberapa besar potensi ekonomi yang bisa diraih, dan apakah talenta anak bangsa siap untuk bersaing di era digital?

Bukalapak juga menghadirkan keynote speaker Bobby Nasution selaku penggerak UMKM. Menurut Bobby, ada banyak yang bisa dilakukan oleh para pemangku jabatan (stakeholder) dunia e-Commerce, termasuk pemerintah.

“Memasuki dunia digital, sangat efisien para pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan pemasarannya. Kami mendorong agar para pelaku UMKM tidak kalah saing dengan pelaku UMKM asing, tentunya dengan menjual produk-produk yang berkualitas serta memiliki etika bisnis yang profesional,” kata menantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ini pada Senin (19/2/2018).

Bobby menilai, khusus Kota Medan, potensi UMKM sebenarnya sangat besar. Apalagi jika para pelaku UMKM di ibu kota Sumut ini mau menjual produk-produk yang khas. Misalnya berbentuk kuliner dan pakaian.

Usaha Rintis Bobby Nasution

Bukalapak
Bobby Nasution di acara BukaTalks, dengan tema "UMKM Go Online Menuju 2020” di Atrium Focal Point, Medan. Liputan6.com/Reza Perdana

“Lalu tinggal kemasannya diperbaiki. Untuk masalah pemasaran juga harus ada solusi, salah satunya dengan online. Selain pakaian dan kuliner, di Medan sangat banyak, karena setiap e-Commerce pasti punya data sendiri,” ucapnya.

Bobby menilai, jika para pelaku UMKM di Kota Medan menjual produk-produk yang khas, maka nantinya akan menimbulkan satu stigma positif tersendiri tentang produk tersebut.

“Kalau kendalanya, hampir semua sama, masalahnya kita sangat kurang mentor bagi pelaku UMKM. Makanya komunitas sangat penting, karena tempat para pelaku UMKM ngumpul. Bisa sharing dan berbagi informasi untuk mengembangkan bisnisnya masing-masing,” ungkap Bobby.

Disinggung usaha apa yang sudah dirintisnya, Bobby mengaku sedang merintis usaha kedai kopi yang berada di kawasan Binjai.

Dirinya juga sudah melakukan pertemuan kepada komunitas-komunitas, dan salah satunya dari komunitas Bukalapak.

“Kita pengin mendengar, apa sih permasalahan UMKM kita sendiri, khususnya di Kota Medan,” ujarnya yang enggan menyebut nama kedai kopinya.

Pelapak di Kota Medan

[Bintang] Harbolnas 2016: Bukalapak Adakan Promo Dobel Diskon
Harbolnas 2016: Bukalapak Adakan Promo Dobel Diskon. (Ilustrasi: teknoologia.com)

Head of Community Management Bukalapak Muhammad Fikri menyebut, potensi pelapak di Kota Medan cukup besar, karena banyak produk-produk lokal terutama kuliner.

Tidak hanya itu, faktor budaya juga sangat menentukan seberapa cepat peningkatan kualitas mereka.

“Kenapa? Karena kalau saya perhatikan dari konteks Bukalapak di Medan sendiri, orang Medan senang ngumpul, secara budaya orang Medan lebih terbuka, jadi kalau ada masalah bisa diselesaikan dengan cepat,” ungkapnya.

Menurut Fikri, hal itu menjadi salah satu karakter dari komunitas Bukalapak di Medan, sehingga ketika mereka mau maju dan punya masalah, lebih cepat menyelesaikannya, dan ini menjadi salah satu indikator kemaksimalan pelaku UMKM di Kota Medan sendiri.

“Kalau kita melihat potensi, di Bukalapak sendiri, Medan ada sekitar puluhan ribu jumlah pelapak. Kalau kita lihat data, sebetulnya potensinya akan terus tumbuh besar, karena belum lagi kita ngomongin daerah-daerah lainnya di sekitaran Medan,” sebut Fikri.

Apalagi jika dilihat dari peran pemerintah yang sedang gencar-gencarnya mengembangkan infrastruktur. Salah satunya di seputaran Medan, tentunya ini menjadi faktor pendukung untuk membuat potensi UMKM lebih maksimal.

Pertumbuhan Pelapak

Bukalapak dan BukaEmas
(Ki-ka) CEO Indo Gold, Indra Sjuriah bersama dengan Pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky. Liputan6.com/ Mochamad Wahyu Hidayat

Diterangkan Fikri, pertumbuhan pelapak di Kota Medan cukup signifikan perkembangannya. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan pelapak di Bukalapak secara nasional, yaitu sekitar 2,4 juta lebih.

“Kalau di Medan kita harus lihat data dulu, tapi kalau saya lihat cukup signifikan jika dilihat dari jumlah pelapak di Bukalapak secara nasional. Tapi pelapak yang paling banyak di Medan bergerak di bidang fashion dan lifestyle, ” terangnya.

Ditanya alasan mengapa Bukalapak membawa Bobby dalam acara BukaTalks, Fikri menjelaskan karena Bobby adalah salah satu penggerak UMKM.

Di Medan sendiri, Bukalapak melihat Bobby cukup dapat memberikan pengaruh dan memberikan inspirasi bagi para pelapak lainnya.

“Agar apa, karena di usia semuda Mas Bobby, tapi bisa sukses, harapannya bisa memberikan isnpirasi kepaxda para pelapak di Kota Medan,” Fikri menandaskan.

(Reza Efendi/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya