Pengguna Spotify Bakal Bisa Putar Musik dengan Perintah Suara?

Spotify dilaporkan sedang menyiapkan fitur baru yaitu "voice interface". Melalui fitur baru itu, para pengguna nantinya bisa memutar musik dengan perintah suara.

oleh Andina Librianty diperbarui 17 Mar 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2018, 09:00 WIB
Spotify
Spotify (sumber: spotify.com)

Liputan6.com, Jakarta - Spotify dilaporkan sedang menyiapkan fitur baru yaitu "voice interface". Melalui fitur baru ini, para pengguna nantinya bisa memutar musik dengan perintah suara.

Dilansir Softpedia, Jumat  (16/3/2018), Spotify sedang menguji fitur tersebut ke sejumlah kecil pengguna. Cara kerjanya cukup mudah yaitu ketika membuka aplikasi Spotify, pengguna bisa menekan sebuah tombol microphone, kemudian membuat perintah suara seperti "play my discover weekly" atau "listen to my workout playlist".

Sebenarnya pengguna bisa melakukan hal tersebut dengan Google Assistant melalui perintah suara seperti "listen to ... on Spotify", dengan menyebutkan lagu yang ingin dimainkan. Namun fitur baru pada Spotify ini bisa memberikan pengalaman yang lebih baik untuk pencarian musik, playlist atau lagu.

Fitur pencarian suara di Spotify (Foto: Ist)

Proses pengujian ini pertama kali ditemukan oleh seorang pengguna Twitter bernama Hunter Owens. Ia mengunggah screenshot fitur pencarian suara itu di situs microblogging tersebut.

Seorang juru bicara Spotify sudah memberikan konfirmasinya terkait kebenaran penguijannya. Saat ini, hanya sedikit sekali pengguna yang bisa mengakses fitur tersebut di aplikasi Spotify.

Kehadiran voice interface ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan Spotify akan mengembangkan sebuah speaker pintar di masa depan. Saat ini hanya speaker pintar Amazon Echo dan Google Home yang kompatibel dengan Spotify.

Spotify Siap Melantai di Bursa Saham

Situs web Spotify
Situs web Spotify (Foto: Spotify.com)

Terlepas dari fitur baru, Spotify saat ini tengah sibuk untuk menjadi perusahaan publik. Menurut laporan pada bulan lalu, Spotify akan segera melantai di bursa saham New York Stock Exchange. Perusahaan asal Swedia tersebut telah mengajukan direct listing sahamnya pada Rabu (28/2/2018).

Spotify yang akan diperdagangkan sebagai SPOT di New York Stock Exchange, mengambil langkah tidak biasa di pasar publik Amerika Serikat (AS). Ketimbang melakukan penawaran saham perdana (IPO/Initial Public Offering) konvensional, perusahaan menggunakan direct listing, yang membuat para investor dan karyawan bisa menjual sahamnya tanpa merekrut broker atau underwriter untuk mengurus proses penawaran.

Spotify menyatakan valuasinya saat ini antara US$ 16,8 miliar dan US$ 22,5 miliar. Perhitungan ini berdasarkan perkiraan harga saham antara US$ 9 dan US$ 127,50 di pasar privat pada Februari dan 178 saham beredar pada akhir bulan yang sama.

Dalam dokumen pengajuannya, Spotify mencantumkan data finansial dengan pertumbuhan pendapatan dan biaya operasional yang relatif stabil. Ini kali pertama Spotify mengungkapkan data finansialnya ke publik.

Spotify pertama kali dirilis pada 2008 dan telah tersedia di lebih dari 60 negara. Selain itu, Spotify juga merupakan perusahaan streaming musik terbesar di dunia, serta merupakan rival utama Apple, Amazon dan Google, yang juga memiliki layanan serupa.

"Kami yakin dengan universalitas musik, memberikan kami peluang untuk menjangkau lebih dari 3,6 miliar pengguna internet di dunia," tulis Spotify dalam laporannya.

Pendapatan dan Kerugian Naik

Layanan Spotify di Indonesia
Layanan Spotify di Indonesia (Foto: Ist)

Dalam laporan yang sama, Spotify juga mengungkapkan pendapatan naik 39 persen menjadi 4,09 miliar euro pada 2017, dari 2,95 miliar euro satu tahun sebelumnya. Kerugian operasional melebar menjadi 378 juta euro pada 2017, dari 349 juta euro.

"Pendapatan terus tumbuh, tapi pengeluaran mereka tumbuh lebih lambat daripada pendapatan. Ini lah yang terjadi pada bisnis semacam ini," ungkap pakar IPO dan profesor di University of Florida, Jay Ritter.

Spotify saat ini memiliki 71 juta pelanggan premium di dunia, dua kali lebih banyak daripada Apple dengan 36 juta. Total termasuk untuk layanan gratis, Spotify memiliki rata-rata 159 juta pengguna bulanan.

Tarif berlangganan Spotify premium sebesar US$ 9,99 per bulan. Spotify melihat ada potensi besar dalam layanan iklannya (gratis) yang tidak dimiliki Apple.

"Dengan layanan berbasis iklan, kami yakin ada peluang besar untuk menumbuhkan pengguna dan mendapatkan pangsa pasar dari radio tradisional," demikian Spotify menjelaskan dalam laporannya.

Spotify saat ini merajai pasar streaming musik, tapi rival utamanya yaitu Apple, Google dan Amazon juga memiliki peluang besar untuk terus tumbuh. Ketiga rival Spotify tersebut merupakan raksasa teknologi yang terus mengembangkan inovasi baru.

Spotify sendiri memiliki sekutu yang kuat dengan menjalin kerja sama dengan Tencent Holding. Kedua perusahaan pada Desember 2017, mengumumkan akan saling membeli saham minoritas untuk membantu menumbuhkan bisnis mereka di pasar inti masing-masing.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya