Tanggapan Bos Go-Jek soal Akuisisi Uber oleh Grab

Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim memberikan tanggapan atas akuisisi operasional Uber di Asia Tenggara oleh Grab.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Mar 2018, 17:42 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 17:42 WIB
CEO Go-Jek Nadiem Makariem
CEO Go-Jek Nadiem Makariem. Liputan6.com/Agustin Setyo W.

Liputan6.com, Jakarta - Bos Go-Jek Nadiem Makarim memberikan tanggapan atas akuisisi operasional Uber di Asia Tenggara oleh Grab. 

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (28/3/2018), Nadiem menganggap bahwa akuisisi Uber oleh Grab merupakan kesempatan yang lebih baik bagi Go-Jek.

"Sebab, dengan lebih sedikit pemain, berarti jalur untuk melanjutkan dan memperdalam kepemimpinan pasar Go-Jek di Indonesia bisa lebih mulus," kata Nadiem.

Hal ini sejalan dengan kondisi pada bisnis perusahaan ride-hailing, sebab di seluruh Asia, perusahaan transportasi online saling bersaing memberikan diskon dan promosi kepada penggunanya sehingga menurunkan margin keuntungan dan meningkatkan tekanan bagi para pemainnya untuk melakukan konsolidasi.

Bahkan, sehari setelah Grab mengumumkan akuisisinya atas Uber di Asia Tenggara, Reuters dalam laporannya menyebut perusahaan rintisan tersebut mengumumkan ekspansi bisnis ke negara lain di Asia Tenggara kepada internal perusahaan. 

Pengumuman itu disebut-sebut atas nama Nadiem Makarim dan disebarkan melalui email di kalangan internal Go-Jek. 

Grab Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

Tangkapan layar pemberitahuan Uber kepada penggunanya
Tangkapan layar pemberitahuan Uber kepada penggunanya. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Grab baru saja mengumumkan akuisisi terhadap operasional Uber di wilayah Asia Tenggara.

Meski tak diungkap nilainya, kesepakatan ini disebut menjadi yang terbesar antara perusahaan internet di Asia Tenggara.

Nantinya, Grab akan mengintegrasikan layanan pemesanan kendaraan dan pesan-antar makanan uber di kawasan Asia Tenggara ke platform milik Grab.

Melalui penggabungan bisnis ini, Grab berambisi menjadi platform mobile online-to-offline (O2O) nomor satu di Asia Tenggara sekaligus menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan-antar makanan.

Grab juga akan mengambil alih operasional dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Sebagai bagian dari akuisisi, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan dewan direksi Grab.

"Akuisisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru. Penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memberikan layanan terbaik," tutur CEO Grab Anthony Tan dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com.

Migrasi Aplikasi dan Pengguna Uber ke Grab

GrabBike, Aplikasi Ojek Online Pesaing Go-Jek
Aplikasi Transportasi GrabBike

Untuk mengurangi disrupsi, Grab dan Uber akan bekerja sama untuk segera melakukan migrasi mitra pengemudi dan penumpang Uber. Hal itu juga berlaku untuk rekanan merchant termasuk rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.

Aplikasi Uber sendiri akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber. Mereka juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online.

Sementara, Uber Eats tetap akan beroperasi hingga akhir Mei. Setelahnya, rekanan pengantaran dan restoran Uber akan pindah ke platform GrabFood.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya