Liputan6.com, Tokyo - Jepang dilaporkan menyelidiki asteroid sejauh 300 juta kilometer dari Bumi untuk mengumpulkan informasi tentang kelahiran tata surya dan asal usul kehidupan.
Penyelidikan dilakukan Badan Antariksa Jepang (JAXA) dengan mengirim probe bernama Hayabusa2, setelah lebih dari tiga tahun perjalanan melalui luar angkasa.
Baca Juga
Pejabat JAXA mengatakan probe Hayabusa2 menempati posisi observasi 20 kilometer (12 mil) di atas asteroid Ryugu.
Advertisement
"Kami telah mengonfirmasi kedatangan Hayabusa2 di asteroid Ryugu," kata JAXA dalam pernyataan resminya, sebagaimana dikutip Merdeka dari AFP, Jumat (29/6/2018).
Asteroid Ryugu diduga memiliki kandungan bahan organik dan air dalam jumlah yang relatif besar.
Memiliki sumber kehidupan, ilmuwan berharap sampel yang diambil dari asteroid bisa memberi petunjuk tentang asal-usul kehidupan di Bumi.
Pengumuman JAXA soal asteroid dikeluarkan beberapa hari sebelum Hari Asteroid Internasional PBB yang jatuh pada 30 Juni 2018.
Ini menjadi perayaan internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dampak asteroid dan kemajuan teknologi untuk melawan ancaman semacam itu.
Nama Ryugu sendiri diambil dari bahasa Jepang yang berarti 'Istana Naga'. Asteroid ini juga kerap dijuluki dengan sebutan asteroid naga. Istana Naga sendiri adalah sebuah sebuah kastil di dasar samudera dalam mitologi Jepang.
Foto-foto Ryugu menunjukkan bagian permukaan kasar dengan sesuatu yang berputar di bagian atasnya.
Kapan Probe Bakal Tiba di Asteroid?
JAXA menjelaskan, probe akan mendarat di Ryugu dalam beberapa bulan mendatang dan mengambil sampel "untuk memperjelas asal usul kehidupan".
Pesawat luar angkasa Hayabusa2 hanya seukuran kulkas besar. Hayabusa dalam bahasa Jepang yang berarti elang dilengkapi dengan panel surya dan merupakan penerus dari penjelajah asteroid pertama JAXA.
Proyek Hayabusa2 menelan biaya 30 miliar Yen atau setara dengan Rp 3,9 triliun. Probe tersebut pertama kali diluncurkan pada Desember 2014. Ia akan tinggal asteroid selama 18 bulan sebelum kembali ke Bumi dengan sampel pada akhir 2020.
Reporter:Â Farah Fuadona
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement