Terungkap, Asal Usul Sinar Kosmik di Alam Semesta

Mencari tanda sinar kosmik di luar angkasa pun butuh waktu lama. Pasalnya, sinar yang bisa menembus Bumi sangat langka ditangkap dengan satelit.

oleh Jeko I. R. diperbarui 14 Agu 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 06:30 WIB
100824bledakan-kosmik.jpg
Sinar Kosmik

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, astronom terus mencari asal usul sinar kosmik yang muncul dari langit. Setelah setengah abad, akhirnya mereka menemukan jawaban yang jelas terkait awal mula terbentuknya sinar kosmik tersebut.

Astronom mengungkap, sinar kosmik ternyata berasal dari luar galaksi Bima Sakti.

Untuk mencari identitas dari sinar itu, astronom sampai-sampai harus membangun observatorium raksasa khusus demi mencari asal usul sinar kosmik.

Mencari tanda sinar kosmik di luar angkasa pun butuh waktu lama. Pasalnya, sinar yang bisa menembus Bumi sangat langka ditangkap dengan satelit.

Menurut yang dilansir Mirror, Selasa (14/8/2018), observatorium penelitian sinar kosmik bernama "Pierre Auger" tersebut dibangun di Argentina, dengan luas 3.000 kilometer persegi dan mampu menampung 1.600 perangkat detektor.

Observatorium bertugas untuk mengamati tanda-tanda sinar kosmik di atmosfer Bumi.

Diketahui, proses pengamatan sinar kosmik memakan waktu 12 tahun lamanya dan melibatkan kolaborasi lebih dari 400 ilmuwan dari 18 negara.

Walau astronom berhasil memastikan tempat asal mula datangnya sinar kosmik, sayangnya mereka tidak bisa mencari tahu di mana tepatnya lokasi sinar tersebut terbentuk.

"Sinar ini mungkin adalah partikel yang terbentuk dari lingkungan kosmik ekstrem, seperti lubang hitam supermasif. Atau juga bisa terjadi akibat guncangan besar antar galaksi," ujar astronom Dr Jose Bellido.

Bagaimanapun, para astronom ini tengah mencari tahu lebih lanjut terkait mengapa sinar kosmik bisa terbentuk.

Jika telah ditemukan jawaban pastinya, mereka tentu bisa membantu penelitian lebih jauh untuk mempelajari komposisi galaksi dan meneliti proses pembentukan inti sel partikel di luar angkasa.

Sinar kosmik sendiri adalah sinar dengan intensitas cahaya tinggi yang terdiri dari proton dan inti atom seperti zat besi dan hidrogen. Dengan demikian, tingkat radiasi dari sinar ini pun diklaim begitu besar.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.


Heboh Radiasi Kosmik yang Bahayakan Tubuh, Ini Kata LAPAN

Kiamat kecil di Bumi purba (2)
Ilustrasi semburan sinar gamma (gamma-ray burst, GRB) dari suatu supernova yang sedang akan mati. (Sumber Wikimedia Commons)

Pada 2017, sejumlah orang dibuat resah atas adanya broadcast message yang membahas adanya cahaya radiasi malam. Melalui pesan berantai itu, disebutkan bahwa radiasi kosmik dapat membahayakan tubuh.

Para penerima pesan diimbau untuk mematikan ponsel, tablet, laptop, dan perangkat elektronik lain dari jam 00.30-03.30 dini hari. Pasalnya, saat itu bumi menerima radiasi paling tinggi.

Bahkan pesan itu menyebut bahwa ancaman radiasi kosmik tersebut telah disiarkan di televisi Singapura, Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, dan juga media asing asal Inggris BBC.

Namun, pesan berantai itu ditangkis kebenarannya oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.

"Itu hoaks lama yang didaur ulang. Kalau ada yang aneh-aneh patut diduga hoaks. Buang saja," ujar Thomas kepada Liputan6.com melalui pesan singkat pada Kamis (19/5/2017)

Dari penelusuran singkat Liputan6.com ke sejumlah situs berita, pesan berantai yang sama sebelumnya pernah membuat heboh pada 2011 dan 2016.

Pesan serupa juga pernah tersebar pada 2012. Saat itu disebutkan bahwa sinar kosmik Mars akan memasuki Bumi dan meledakkan semua telepon seluler.


Apakah Berbahaya?

Sinar Kosmik
Ilustrasi sinar kosmik. (Foto: Space)

Lalu, apakah sebenarnya radiasi kosmik itu dan berbahaya kah bagi manusia?

Menurut Thomas, radiasi kosmik merupakan radiasi berbagai panjang gelombang dari luar bumi. Meski radiasi itu sebenarnya ada setiap saat, terlalu kecil untuk berdampak bagi bumi.

Dilansir dari Pyhslink.com, radiasi kosmik biasanya merujuk pada radiasi dengan gelombang mikro kosmik, yang mengandung energi foton sangat rendah.

Foton adalah partikel elementer yang membawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.

Foton dengan energi dan panjang gelombang yang berbeda, tercipta dari benda-benda angkasa luar, seperti matahari, bintang, ledakan sinar gamma.

Benda-benda tersebut juga menghasilkan partikel berenergi tinggi, seperti elektron, proton, dan anti-proton.

Meski partikel berenergi lebih tinggi itu berpotensi berbahaya, sebagian besar partikel tidak pernah sampai ke bumi. Mereka dibelokkan oleh lapisan medan magnet bumi.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya