Liputan6.com, Yogyakarta - Smartfren terus menggebar layanan 4G untuk meningkatkan pengalaman penggunanya. Oleh sebab itu, cakupan layanannya pun terus ditingkatkan hingga wilayah pinggiran.
Salah satunya adalah wilayah sekitar Candi Plaosan yang berada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Untuk mengetahui performanya, Smartfren pun menggelar uji coba sambil bersepeda mengelilingi wilayah sekitar candi.
Tim Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk ikut menjajal layanan internet yang ditawarkan Smartfren di sekitar wilayah tersebut. Selama perjalanan, rombongan sempat singgah di beberapa tempat di desa Taji dan desa Bugisan, Prambanan, Klaten.
Advertisement
Baca Juga
Ketika itu, kami memanfaatkan mifi Smartfren yang ikut berbarengan bersama melakukan perjalanan. Dari pengukuran yang dilakukan, kecepatan unduh dan unggah selama bersepada terbilang bervariasi.
Saat memulai perjalanan dengan titik awal Candi Plaosan, kecepatan unduh mencapai 20Mbps, sedangkan kecepatan unggah sekitar 2Mbps.
Sementara saat memasuki wilayah pemukiman, kecepatan unduh berkisar antara 0.64Mbps hingga 9,34Mbs dan kecepatan unggah antara 1Mbps hingga 3Mbps.
Meski kecepatan jaringan terbilang bervariasi, pengalaman penggunaan terbilang cukup lancar. Tidak ada kendala saat menerima pesan melalui aplikasi chatting, begitu pula saat membalasnya.
Saat dicoba untuk mengakses Instagram pun hasilnya terbilang baik. Di beberapa tempat singgah, kami sempat mengunggah gambar ke Instagram Stories dan hasilnya memuaskan, karena proses unggah berjalan cepat.
Menurut RNOM Central Java Smartfren, Wahyudiono, secara keseluruhan wilayah dalam Yogyakarta atau di dalam ring road sekitar 80 persen sudah tercakup 4G+. Begitu pula di daerah rural atau pinggiran, meski belum terlalu besar.
"Dari pengalaman menjajal bersepeda di desa sekitar Candi Plaosan, kira-kira 60 persen di antaranya sudah terjangkau 4G+ sedangkan sisanya dilayani 4G," tuturnya saat berbicara pada awak media di Yogyakarta, Rabu (15/8/2018).
Ia mengatakan, untuk di daerah pinggiran Smartfren memanfaatkan dua frekuensi yang dimilikinya, yakni 2.300Mhz (TDD) dan 850Mhz (FDD).
Berbekal keduanya, wilayah rural dapat terjangkau dengan coveraga umbrella, yakni memanfaatkan FDD untuk jangkauan luas, sedangkan kapasitas diserahkan TDD.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Mengenal 4G+ dari Smartfren
Smartfren kian meneguhkan diri sebagai operator 4G dengan terus meningkatkan kemampuan layanannya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi 4G paling termutakhir.
Menurut VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, teknologi terbaru yang diterapkan Smartfren ini membuat operator tersebut dapat menawarkan layanan jaringan dengan nama 4G+.
"Awal tahun ini, kami berhasil mengimplementasikan teknologi 4G paling mutakhir, setelah sebelumnya pada akhir 2017 kami mematikan layanan CDMA kami," tuturnya kepada awak media di Yogyakarta, Rabu (14/8/2018).
Kelebihan dari layanan 4G+ ini dibanding layanan 4G biasa adalah kemampuannya secara real time mengatur situasi dan kondisi jaringan. Dengan kata lain, aliran lalu lintas data yang diberikan pengguna dapat lebih baik.
Adapun implementasi teknologi yang diterapkan untuk kemampuan 4G+ ini mencakup massive carrier aggregation, Multi Input Multi Output Antenna (MIMO), Quadratur Amplitude Modulations (QAM), dan beam forming (8T8R).
"Teknologi itu mampu meningkatkan kecepatan dan stabilitas trafik data 4G LTE, melalui menggabungkan kanal frekuensi, memperbanyak I/O gate di tiap BTS, dan mengantarkan paket data secara lebih efektif dan efisien," tutur Munir menjelaskan.
Advertisement
Dapat Diakses dari Perangkat Tertentu
Meski demikian, layanan 4G+ dari Smartfren ini tetap harus diakses dari perangkat yang sudah mendukung. Munir menjelaskan, layanan ini dapat diterima di perangkat yang sudah mendukung LTE Cat.9.
"Nantinya, di indikator jaringan perangkat akan muncul tulisan 4G+. Tapi patokan kami bukan soal kecepatan, tapi handset yang sudah mendukung 4G+ dapat menikmati layanan kami lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.
Sekadar informasi, penerapan teknologi Massive MIMO sendiri sudah dilakukan Smartfren sejak Februari 2018. Penerapan teknologi ini disebut menjadi Smartfren mengantisipasi bertambahnya pelanggan.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: