Liputan6.com, Jakarta - Softbank dikabarkan siap menambah jumlah nilai investasinya ke Grab. Informasi ini diketahui setelah Grab mengumumkan akan mendapatkan pendanaan sekitar US$ 1 miliar (Rp 15,2 triliun) sebelum akhir tahun.
Menurut sumber anonim, investasi yang akan dikucurkan Softbank mencapai US$ 500 juta (Rp 7,6 triliun). Kendati demikian, rencana itu masih belum sepenuhnya selesai dan masih dalam tahap pembahasan tingkat akhir.
"Saat penutupan nanti, ada kemungkinan sejumlah perusahaan lain juga akan berinvestasi ke Grab," tutur sumber tersebut seperti dikutip dari Financial Times, Senin (8/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Rencana Softbank untuk meningkatkan jumlah investasinya ke Grab membuat valuasi perusahaan itu diprediksi naik. Berdasarkan prediksi, nilai Grab akan menjadi US$ 12 miliar dari sebelumnya US$ 11 miliar pada masa pendanaan terakhir.
Grab sendiri dalam beberapa tahun terakhir memang terus berupaya untuk memperlebar layanannya, tidak lagi sekadar ride hailing. Pesaing Go-Jek di Indonesia itu mulai fokus merambah ke pembayaran mobile dan layanan antar makanan.
Tidak hanya itu, perusahaan yang berbasis di Singapura tersebut juga mulai membuka platform-nya ke pengembang pihak ketiga. Hal itu dilakukan sejalan dengan misi Grab menjadi aplikasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan pengguna sehari-hari.
Salah satu layanan yang sudah bergabung dalam platform ini adalah HappyFresh. Hadir dengan nama GrabFresh, pengguna Grab dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari, mulai dari sayur dan buah-buahan.
Toyota Guyur Dana Segar Rp 13,9 Triliun ke Grab
Sebelumnya, Toyota juga mengucurkan dana segar ke Grab. Mengutip laman Reuters, Toyota setuju untuk melakukan investasi dengan nilai mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,9 triliun.
"Dengan investasi ini, valuasi Grab akan bernilai lebih dari US$ 10 miliar," ujar seorang sumber Reuters.
Kesepakatan besar ini, diduga lantaran industri mobil saat ini tengah mengalami lonjakan kebutuhan akan kecanggihan teknologi. Misalnya saja inovasi-inovasi seperti mobil otonom.
Di sisi lain, perusahaan aplikasi seperti Grab mampu menawarkan kepada konsumen untuk tidak membeli mobil dan hanya menggunakan aplikasinya.
Langkah investasi yang dilakukan Toyota pada dasarnya telah dilakukan juga oleh produsen mobil lainnya. Misalnya saja, General Motors Co melakukan investasi di perusahaan sejenis yakni Lyft.
Contoh yang dilakukan produsen mobil itu adalah sebagai antisipasi mereka di masa mendatang ketika kepemilikan mobil akan berkurang.
"Kami akan bekerja dengan mitra seperti Toyota untuk terus mentransformasi transportasi di Asia Tenggara. Kami ingin menjadi one stop platform bagi pengguna," jelas pihak Grab.
Advertisement
Rencana ke Depan
Dengan angka investasi yang besar itu, Toyota akan meletakkan pejabat eksekutifnya di dewan direksi Grab.
Menurut Eksekutif Toyota, Shigeki Tomoyama, investasi ini bertujuan untuk menawarkan layanan pembiayaan, asuransi, dan pemeliharaan kepada pengemudi berdasarkan data yang dikumpulkan melalui perangkat perekam yang telah dipasang di beberapa kendaraan Grab.
"Ke depan, bersama dengan Grab, kami akan mengembangkan layanan yang lebih menarik, aman, dan nyaman bagi pelanggan kami di Asia Tenggara," kata dia.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â