Mata Uang Digital dari Kacamata Syariah

Terdapat kesalahpahaman yang umum terjadi di Timur Tengah terhadap mata uang digital karena dianggap bertentangan dengan hukum Syaria

oleh Iskandar diperbarui 26 Okt 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 16:30 WIB
Noorcoin
Dok: Noorcoin

Liputan6.com, Jakarta - Token syariah pertama di dunia, Noorcoin, meluncurkan demo aplikasi mobile-nya untuk 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di sesi tahunan The Islamic Chamber of Commerce, Industry & Agriculture (ICCIA) OKI di Jakarta, baru-baru ini.

OKI merupakan organisasi antar-negara terbesar kedua di dunia setelah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi dari 57 negara anggota OKI.

“Negara-negara anggota OKI, seperti Brunei dan Kerajaan Arab Saudi serius mengenai penggunaan Noorcoin. Bank-bank di Arab Saudi dan Dewan Zakat negara tersebut telah mulai berpikir untuk menggunakan uang digital sebagai alternatif dari transaksi-transaksi finansial jangka panjang," kata pendiri dan CEO Noorcoin, Sofia Koswara dalam keterangannya, Jumat (26/10/2018).

Setelah demo aplikasi selesai, Sofia optimistis Noorcoin akan mencapai percepatan dalam beberapa bulan ke depan.

Sementara COO Noorcoin, Thomas Yudhistira mengatakan, tujuan demo aplikasi ini tidak hanya untuk menguji masalah teknologi, namun juga budaya dan lingkungan peraturan perundangan di setiap 57 negara anggota OKI.

"Sebagai contoh, terdapat kesalahpahaman yang umum terjadi di Timur Tengah terhadap mata uang digital karena dianggap bertentangan dengan hukum Syariah," ujarnya.

Thomas menuturkan seorang ahli hukum Islam tersertifikasi Muhammad Abu Bakar dalam sebuah laporan mengatakan bahwa cryptocurrencies dibolehkan oleh hukum Syariah.

"Noorcoin dikembangkan dengan kepatuhan akan hukum Syariah sehingga kami yakin bisa patuh pada peraturan Syariah nasional negara yang bersangkutan, yang akan dibuktikan dengan testnet ini," ucapnya menambahkan.

 

Ethereum Virtual Server

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Dalam kesempata sama, Chief Business Development Officer Noorcoin, Iskandar Purnomohadi berujar, demo aplikasi dijalankan menggunakan Ethereum Virtual Server dan Ethereum Ropsten Testnet sebelum implementasi penuh dan transisi ke platform blockchain Zilliqa sekitar kuartal pertama 2019.

"Hal ini untuk menunjukkan potensi dari demo aplikasi mobile Noorcoin dan manfaatnya bagi komunitas Muslim. Juga nantinya di tahap berikutnya setelah ICO, Noorcoin juga berencana untuk menjamin mata uang digitalnya dengan emas, untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan bagi para pemegang Noorcoin,” imbuhnya.

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, HE Osamh Mohammed Abdullah Shuibi, yang menghadiri peluncuran sebagai perwakilan negaranya untuk menerima D-app demo Noorcoin testnet menilai, penggunaan uang digital di negara-negara Islam sangatlah penting.

"Selain untuk transaksi, tujuan utamanya adalah mengurangi dominasi dolar AS. Noorcoin dapat digunakan untuk layanan Umrah dan Haji, juga untuk transaksi antar negara. Ada tiga keunggulan Noorcoin yaitu transparan, aman, dan biaya rendah," tuturnya.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya