Vendor Smartphone Tiongkok Gionee Bangkrut Terjerat Utang

Vendor smartphone Tiongkok Gionee kini di ambang bangkrut. Pasalnya, Gionee terjerat utang di institusi keuangan, pemasok, pengiklan, bahkan agensi pemasaran.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Nov 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 12:30 WIB
Gionee M7 Power
Gionee M7 Power. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Vendor smartphone Tiongkok Gionee kini di ambang kebangkrutan. Pasalnya, Gionee terjerat utang di institusi keuangan, pemasok, pengiklan, bahkan agensi pemasaran.

Mengutip laman GSM Arena, Jumat (30/11/2018), total utang Gionee sebesar US$ 2.45 miliar. Tak hanya itu, utang Gionee diperparah lantaran sang chairman Liu Lirong kalah judi sebesar US$ 144 juta.

Dalam pertemuan antara perwakilan perusahaan dan para pemasok, Gionee dilaporkan mengadakan kesepakatan dengan 400 perusahaan pemasok kecil terkait dengan utang perusahaan smartphone tersebut.

Jika nanti Gionee tak bisa melunasi utangnya, perusahaan tersebut bakal masuk dalam daftar likuidasi.

Media lokal melaporkan, pertemuan dengan para pemasok tersebut terjadi setelah 20 perusahaan pemasok utama Gionee mengajukan gugatan hukum di Shenzhen People Court gara-gara Gionee telat bayar utang.

Para mitra Gionee kehilangan kepercayaan pada pembesut smartphone itu setelah ada laporan bahwa founder Gionee menderita kerugian 1-200 juta yuan per bulan.

Derita Kerugian Operasional

Gionee S10
Gionne S10, smartphone dengan empat kamera (sumber: android authority)

Dalam pembelaannya, Liu Lirong mengatakan, perusahaannya merupakan satu-satunya penghasil uang.

"Tak terelakkan nantinya akan ada aktivitas publik yang dibiayai oleh perusahaan," tuturnya.

Laporan lain dari media Tiongkok menyebut, Liurong menderita kerugian hingga 100 miliar yuan, sementara 6 miliar yuan lainnya disalahgunakan. Selain itu, Gionee juga menderita kerugian operatif.

Meski perusahaan terjerat utang, sejumlah perangkat Gionee masih dijual di pasaran di Tiongkok.

Para retailer mengatakan, Gionee M7 menjadi smartphone Gionee paling banyak dibeli. Oleh karenanya, perusahaan masih terus menjualnya disertai garansi hingga unit terjual habis.

Sempat Sambangi Pasar Indonesia

smartphone tertipis
Gionee Elife S5.1 (Sumber: Phone Review UK)

Sebelum diberitakan mengalami kebangkrutan, Gionee sempat melebarkan sayapnya ke Indonesia pada akhir tahun 2017 lalu.

Saat itu, vendor Tiongkok tersebut mengumumkan akan menghadirkan produk besutannya ke pasar Indonesia. Sebagai langkah awal, perusahaan itu memboyong Gionee M7 Power.

Sesuai namanya, smartphone ini hadir dengan keunggulan dari sisi daya tahan baterai. Gionee membekali perangkat ini dengan baterai berkapasitas 5.000mAh yang diklaim mampu bertahan selama 2 hari.

"Baterai berkapasitas besar merupakan DNA Gionee. Karena itu, kami memperkenalkan M7 Power yang dibekali dengan baterai berkapasitas besar," ujar CEO Gionee Indonesia, David Yeung, saat perkenalan M7 Power di Indonesia, Jumat (8/12/2017).

Saat disinggung mengenai alasan Gionee hadir di pasar Indonesia, Yeung menuturkan Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Ia mengatakan, Indonesia adalah pasar smartphone terbesar nomor tiga di Asia Pasifik.

"Selain itu, kami juga merasa sudah siap untuk pasar Indonesia, sehingga kami merasa waktunya tepat untuk menghadirkan produk di sini," ujarnya menjelaskan. Hal itu didukung pula dengan keunggulan produk dari Gionee yang dibanderol dengan harga terjangkau.

Di sisi lain, Gionee juga telah berhasil menuai sukses di sejumlah negara Asia dan Afrika. "Kami sudah berhasil di Nigeria, Vietnam, Thailand, Filipina, sehingga kami berani memboyong produk Gionee ke pasar Indonesia," ujarnya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya