5 Fakta Seputar WhatsApp Gold yang Perlu Diwaspadai

Nah, agar kamu tidak menjadi korban WhatsApp Gold, berikut Tekno Liputan6.com rangkum lima fakta terkait WhatsApp Gold dan Virus Martinelli.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 17:00 WIB
WhatsApp
WhatsApp. telegraph.co.uk

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp Gold adalah sebuah 'virus' yang membawa pesan hoaks berisikan tawaran untuk layanan premium pada aplikasi WhatsApp. 

Di dalam aplikasi abal-abal ini, sejumlah korban juga menerima video bernama Martinelli. Padahal, jika pengguna mengklik tautan yang ada di pesan tersebut, mereka akan diarahkan ke situs web yang sarat akan virus dan malware.

Dilansir Heavy, Jumat (4/1/2019), pesan itu merupakan hoaks berisi virus untuk memancing pengguna mengklik tautan yang ada di dalamnya. Hoaks Martinelli sendiri pertama kali muncul dalam bahasa spanyol.

Nah, agar kamu tidak menjadi korban WhatsApp Gold, berikut Tekno Liputan6.com rangkum lima fakta terkait WhatsApp Gold dan Virus Martinelli.

1. WhatsApp Gold Pertama Muncul Pada 2016

Pesan berisikan WhatsApp Gold pertama kali muncul pada 2016.

Merujuk pada Snopes, versi asli pesan itu berbunyi, "Hey Akhirnya rahasia WhatsApp versi Gold terkuak, versi ini sering digunakan selebritis. Sekarang kami juga bisa menggunakannya."

Berikutnya

WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

2. WhatsApp Beri Keterangan Resmi Soal Hoaks di Situsnya

WhatsApp telah mengatasi hoaks yang diketahui bernama WhatsApp Plus. Hal itu tertuang dalam laman FAQ di situs web resminya.

"WhatsApp Plus merupakan aplikasi yang tidak dikembangkan oleh WhatsApp. Harap berhati-hati dan segera uninstall aplikasi tersebut. Ditambah, WhatsApp tidak pernah mendukung WhatsApp Plus."

3. Video Virus Martinelli Merupakan Hoaks

Teks WhatsApp Gold memeringatkan pengguna terhadap sebuah video yang bernama Martinelli akan muncul dan memberikan virus.

Martinelli juga menyebut bahwa virus akan meretas ponsel dalam kurun waktu 10 detik.

Nyatanya, peringatan tersebut hanya hoaks semata dan pertama kali muncul dalam bahasa Spanyol. Pihak kepolisian Spanyol pun telah mengonfirmasi bahwa teks tersebut hanyalah isapan jempol semata.

Berikutnya

WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

4. Masyarakat Diimbau Tidak Meneruskan Pesan

Perusahaan keamanan internet, Sophos menyarankan pengguna WhatsApp untuk tidak meneruskan pesan tersebut.

Sophos menambahkan, untuk aman dari virus dan malware pengguna cukup unduh aplikasi dari penyedia resmi seperti App Store dan Google Play.

5. WhatsApp Paling Rentan Terkena Hoaks

Sejak menjadi aplikasi pesan yang populer, WhatsApp telah berulang kali terkena hoaks. Pada 2018, muncul sebuah pesan yang berisi tautan penawaran penerbangan gratis milik Aer Lingus.

Maskapai asal Irlandia itu pun mengonfirmasi bahwa pesan tersebut 100 persen hoaks.

Bisa dibilang hoaks yang paling memperihatinkan adalah Olivia. Dilansir dari Tech Advisor, akun spam mengirimkan pesan ke anak-anak dengan berpura-pura sebagai teman bernama Olivia. Ujungnya, akun Olivia tersebut akan mulai mengirim tautan dan konten pornografi.

(Surya Handika R/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya