Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dimungkiri, Fortnite kini sangat populer di kalangan gamer di seluruh dunia.
Meski meraup untung yang luar biasa dan dimainkan oleh jutaan gamer di berbagai negara, ternyata ada sisi lain Fortnite yang tidak diketahui banyak orang.
Berdasarkan laporan perusahaan analis keamanan siber, Sixgill, mata uang virtual di dalam gim bernama V-Bucks--yang digunakan untuk membeli pakaian, senjata, dan item, digunakan untuk aksi kriminal.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman Digital Trends, Senin (21/1/2019), penjahat siber kedapatan memakai Fortnite V-Bucks untuk aksi pencucian uang.
Dalam aksinya, penjahat siber membeli V-Bucks dari toko resmi Fortnite menggunakan informasi kartu kredit curian.
Berdasarkan penyelidikan The Independent dan Sixgill, V-Bucks dijual kembali di pasar gelap online dengan potongan harga untuk "membersihkan" uang.
Jual di Media Sosial
Lebih lanjut, V-Bucks yang didiskon dijual di platform media sosial, seperti Instagram dan Twitter.
Namun, sebagian besar pencucian uang terjadi di dark web, yang merupakan bagian dari internet di mana hanya dapat diakses melalui perangkat lunak khusus.
"Penjahat siber melakukan penipuan kartu dan mendapatkan uang dari Fortnite dengan memanfaatkan kelemahan sistem keamanan yang lemah milik Epic Games," tulis analis senior di Sixgill, Benjamin Preminger.
Advertisement
Tanggapan Epic Games
Merespons laporan aksi pencucian uang di dalam gim buatannya, pengembang Fortnite, Epic Games menanggapi masalah tersebut dengan serius.
"Kami mendorong pemain untuk melindungi akun mereka dengan mengaktifkan otentikasi dua faktor, tidak menggunakan kembali kata sandi, dan mengunakan kata sandi yang kuat, dan tidak berbagi informasi akun dengan orang lain," kata juru bicara Epic Games.
(Ysl/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: