Liputan6.com, Jakarta - Bertempat di Game Developers Conference di San Francisco, Amerika Serikat, Selasa (19/3/2019), Google mengumumkan layanan streaming gim berbasis cloud, yakni Stadia.
Diklaim bakal merevolusi industri gim dunia, Google mengandalkan kemampuan infrastruktur cloud dan hardware server yang mumpuni.
Karena berbasis cloud, secara teori gamer dapat memainkan gim apa pun dan dimana pun, asalkan memiliki koneksi internet yang memadai untuk streaming via internet.
Advertisement
Baca Juga
Lainnya, dengan begini gamer mampu bermain di perangkat apa pun--tidak terbatas oleh spesifikasi atau jenis perangkat yang dimiliki.
Dikutip dari laman IGN, Rabu (20/3/2019), semua pemrosesan gim yang terjadi di cloud dan server yang dimiliki oleh Google.
Berkaca dari sejumlah gim hadir dengan kemampuan grafis yang tinggi, seperti apa spesifikasi server Stadia?
Spesifikasi Server Stadia
Menurut Google, setiap server Stadia akan menggunakan prosesor X86--didesain khusus--yang beroperasi pada frekuensi 2,7GHz, RAM 16GB, dan performa GPU AMD mencapai 10,7 teraflops.
Jika dibandingkan dengan konsol PS4 Pro dan Xbox One X yang ada saat ini, performa Stadia memang lebih unggul.
Adapun Xbox One X memiliki performa pemrosesan sebesar 6.0 teraflops, dan PS4 Pro sekitar 4,2 teraflops.
Apa arti performa GPU yang mampu mencapai angka 10,7 teraflops? Google mengatakan pada saat peluncuran di GDC 2019, gamer bisa langsung bermain gim beresolusi 4K (60fps) sekaligus streaming konten tersebut ke YouTube.
Google sendiri berjanji akan meningkatkan kemampuan Stadia hingga mampu memainkan gim 8K (120fps) di masa mendatang.
Informasi, Google memilih menggunakan Linux ketimbang memakai OS milik Microsoft, yakni Windows.
Advertisement
Performa Stadia Tak Terbatas?
Lebih lanjut, Google mengklaim hardware server Stadia dapat "ditumpuk." Ini berarti komputasi CPU dan GPU-nya bersifat tak terbatas.
Perusahaan dapat menambah hardware server agar dapat memainkan gim yang butuh pemrosesan yang lebih tinggi.
Karena pusat data Stadia ini akan berkembang dari waktu ke waktu, gamer tidak perlu melakukan upgrade dalam hal perangkat yang digunakan.
Dengan kemampuan hardware dan infrastruktur cloud yang memadai, Google yakin waktu booting gim dan instalasi bakal lebih singkat ketimbang konsol yang ada saat ini.
(Ysl/Jek)