Bos Huawei yang Ditahan di Kanada Ternyata Pengguna MacBook dan iPad

Saat ditahan dan barang-barang pribadinya disita, Meng Wanzhou ternyata membawa produk-produk milik pesaingnya yakni produk Apple.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Mar 2019, 08:01 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 08:01 WIB
CFO Huawei Meng Wanzhou
CFO Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada dan akan diekstradisi ke AS (Foto: South China Morning Post)

Liputan6.com, Jakarta - Bos perusahaan teknologi biasanya akan dengan bangga memamerkan dan menggunakan produk besutan perusahaannya.

Namun baru-baru ini CFO sekaligus putri pendiri Huawei Meng Wanzhou yang sempat ditahan di Kanada beberapa waktu kedapatan menggunakan produk teknologi yang bukan besutan Huawei.

Mengutip laman The Verge, Senin (25/3/2019), saat ditahan dan barang-barang pribadinya disita, Meng Wanzhou ternyata membawa produk-produk milik pesaingnya yakni produk Apple.

Berdasarkan foto dokumen penyitaan barang, produk Apple yang dimiliki Meng Wanzhou antara lain adalah MacBook Air 12 inci, sebuah iPhone 7 Plus, dan sebuah iPad Pro.

Meskipun hal di atas tampak sedikit memalukan mengingat Meng Wanzhou juga merupakan putri pendiri Huawei.

Terlebih, Huawei diberitakan pernah menghukum karyawannya yang mencuitkan marketing produk lewat iPhone.

Namun begitu, dia juga memakai produk Huawei yakni smartphone Huawei Mate 20 RS edisi Porsche Design.

Bloomberg menyebut, Meng sendiri ketika ditahan di Kanada, sedang melakukan perjalanan ke Meksiko, Kosta Rika, Argentina, dan Prancis. Berbeda dengan Kanada dan Amerika Serikat, negara-negara tersebut memang masih menjual produk-produk Huawei.

Media Tingkok Kecam Kebijakan AS

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Media Tiongkok mengecam Amerika Serikat (AS) atas penangkapan putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou.

Hal tersebut memicu reaksi keras dari sejumlah media Tiongkok, dengan mengatakan tindakan itu sebagai bentuk "hooliganisme."

Mereka juga menilai penangkapan tersebut sebagai aksi tekanan terhadap Huawei, yang nantinya akan menjadi insiden diplomatik besar.

Hooliganisme adalah perilaku mengganggu atau melanggar hukum seperti kerusuhan, bullying, dan vandalisme.

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (8/12/2018), China Daily dalam laporannya, menyebutkan penangkapan Wanzhou tampaknya merupakan bagian dari upaya AS menekan Huawei.

Perusahaan asal Tiongkok terssebut merupakan penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, serta vendor smartphone terbesar kedua.

"Satu hal yang bisa dipastikan dan terbukti adalah AS sedang berusaha melakukan apa pun untuk menahan ekspansi Huawei di dunia, hanya karena perusahaan adalah titik utama bagi perusahaan teknologi kompetitif dari Tiongkok," demikian tulisan di China Daily.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya