Alasan Pangandaran Jadi Tempat Uji Coba Frekuensi 700MHz

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ternyata bukan tanpa alasan memilih Pangandaran sebagai uji coba komunikasi kebencanaan via frekuensi 700MHz.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Apr 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 11:30 WIB
Paket wisata Pangandaran
Paket wisata Pangandaran sumber: Pixabay/rendy Herdiansyah

Liputan6.com, Pangandaran - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya resmi menggulirkan uji coba frekuensi 700MHz untuk komunikasi kebencanaan.

Adapun uji coba Public Protection and Disaster Relief (PPDR) ini dilakukan di kawasan Pangandaran, Jawa Barat.

Terpilihnya Pangandaran sebagai lokasi uji coba frekuensi 700MHz ini juga bukan tanpa alasan.

Direktur Pengembangan Pitalebar, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkominfo, Benyamin Sura,menuturkan frekuensi 700MHz di Pangandaran belum terutilitasi sehingga dapat dijadikan lokasi uji coba.

Sekadar informasi, frekuensi 700MHz sendiri sebenarnya masih digunakan untuk penyiaran televisi analog.

Sementara, untuk mengubah peruntukannya, masih perlu menunggu Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

"Pangandaran dipilih tidak hanya karena wilayah rawan bencana, tapi juga 700MHz belum diutilisasi di sini, sehingga dapat dimanfaatkan untuk uji coba komunikasi kebencanaan ini," kata Benyamin di Plasa Telkom Pangandaran, Selasa (9/4/2019).

Pangandaran sendiri memang merupakan daerah urutan ke 16 rawan bencana dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata yang turut hadir dalam peluncuran uji coba ini.

"Kami sendiri sedang mapping wilayah usai perstiwa tsunami 2006. Karenanya, kami menyambut baik uji coba frekuensi 700MHz ini agar kecepatan respons saat mitigasi bencana hingga evakuasi lebih baik," tutur Jeje.

Adapun penggunaan frekuensi 700MHz untuk uji coba komunikasi kebencanaan ini juga didukung oleh anggota komisi I DPR RI, Budi Youyastri.

Dia menuturkan dengan penggunaan frekuensi ini diharapkan akses informasi saat terjadi bencana dapat lebih cepat.

"Saya setuju frekuensi 700MHz untuk kebencanaan dan saluran khusus lainnya. Saya mendukung 100 persen uji coba ini. Kalau kita punya time response bencana 30 detik, orang tentu akan lebih nyaman ke Pangandaran," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Fungsi Uji Coba Frekuensi 700MHz untuk Komunikasi Kebencanaan

Kemkominfo
Menkominfo Rudiantara menyaksikan uji coba penggunaan frekuensi 700MHz untuk komunikasi kebencanaan (Liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Benyami juga mengungkap tujuan dari dilakukannya uji coba ini. Menurut Benyamin, uji coba tersebut merupakan bagian dari persiapan frekuensi khusus untuk kebencanaan.

Selain itu, dengan uji coba ini,diharapkan dapat mengumpulkan informasi seputar kualitas layanan, pengujian aplikasi, termasuk konektivitas.

"Nantinya, data tersebut dapat dijadikan sebagai roadmap PPDR bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah," tuturnya menjelaskan.

 

Demo dari Dukungan Teknis Telkom

[Bintang] Green Canyon, Pangandaran
Green Canyon, Pangandaran. (Indonesia Tourism)

Dalam uji coba ini ada Motorola, Nokia, Huawei, Hytera dengan Inti yang melakukan demo melalui dukungan teknis PT Telkom memanfaatkan teknologi broadband public safety LTE.

Para penyedia itu melakukan beberapa uji coba, mulai dari SMS Blast, panggilan suara antar petugas, pengiriman gambar dan video secara real time, termasuk pengujian fitur di aplikasi layanan radio komunikasi.

(Dam/Jek)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya