Remaja 16 Tahun Jual Uranium Secara Online

Seorang remaja Jepang berusia 16 tahun dilaporkan memperdagangkan uranium secara online.

oleh Iskandar diperbarui 16 Apr 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2019, 12:00 WIB
Uranium
Uranium. Dok: ubergizmo.com

Liputan6.com, Jakarta Seorang remaja Jepang berusia 16 tahun dilaporkan memperdagangkan uranium secara online, dan kini dirinya tengah menjalani proses menyidikan.

Bukan itu saja, ia juga bisa mengolah uranium menjadi yellowcake (jenis bubuk konsentrat uranium). Seorang analis mengatakan, bocah lelaki yang melakukan hal tersebut ahli dalam mengolah bahan kimia.

Ia menilai, remaja itu kemungkinan besar tidak memiliki niat jahat dan hanya merasa tertantang untuk memproses uranium menjadi yellowcake.

Mengutip laman Ubergizmo, Selasa (16/4/2019), diperlukan beberapa bijih uranium sebelum bahan fisil dalam jumlah kecil dapat diperoleh. Kandungan radioaktif dalam uranium yellowcake sendiri cukup rendah.

Minggu lalu, siswa sekolah menengah tersebut awalnya dirujuk ke jaksa dengan tuduhan melanggar hukum pengontrol bubuk mesiu ketika ia menciptakan 2,4 gram penthrite yang meledak di rumahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Jadi Perhatian Pihak Berwenang

Pabrik Uranium Church Rock
Tambang dan pabrik uranium United Nuclear di dalam Navajo Nation di Church Rock, New Mexico. (Public Domain)

Dia pertama kali menjadi perhatian pihak berwenang karena ada iklan "Uranium 99,9 persen" yang muncul pada November 2017 di situs lelang online Yahoo.

Otoritas Peraturan Nuklir Jepang kemudian memberi tahu polisi tentang iklan tersebut. Sebelum ditangkap, bocah itu diinterogasi oleh pihak berwenang.

Hal yang belum diungkap para penyelidik hingga saat ini adalah bagaimana remaja yang tak disebutkan namanya itu memperoleh bijih uranium, apakah beli di Jepang atau bersumber dari luar negeri?

(Isk/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya