Asteroid Ini Melintasi Bumi dengan Bulannya Sendiri

Batu luar angkasa tanpa nama yang disebut sebagai Asteroid (66391) 1999 KW4 merupakan sistem biner, yang artinya terdiri dari satu asteroid besar yang mengorbit oleh bulan yang lebih kecil.

oleh Athika Rahma diperbarui 27 Mei 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 06:00 WIB
Asteroid dan Bulannya Sendiri
Animasi menunjukkan seperti apa bentuk orbit satelit yang punya Bulan sendiri. (Kredit: Dr. Steven Ostro et al./NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kejadian langka baru saja terjadi di jagat raya. Asteroid berpotensi bahaya baru melintasi Bumi kemarin, Sabtu (25/5/2019). Ternyata, dia punya bulannya sendiri.

Para astronom sedang memeriksa hal tersebut. Batu luar angkasa tanpa nama yang disebut sebagai Asteroid (66391) 1999 KW4 merupakan sistem biner, yang artinya terdiri dari satu asteroid besar yang mengorbit oleh bulan yang lebih kecil.

Asteroid besar ini memiliki diameter hampir 1 mil (1,5 kilometer), sedangkan satelitnya berukuran sekitar sepertiga dari lebar satu mil (0,5 kilometer).

Asteroid itu pertama kali ditemukan 20 tahun lalu dan baru saja melintasi Bumi Sabtu lalu pukul 4:05 waktu setempat, dilansir CNET, Senin (27/5/2019).

Kalau kamu punya teleskop dengan diameter setidaknya 8 inci, kamu mungkin saja bisa melihat asteroid tersebut di angkasa.

Bahkan, situs web EarthSky.org dan TheSkyLive.com punya tips, trik dan fitur tracking supaya kamu bisa memahami pergerakan si batu besar secara real time.

Mengapa Disebut Berpotensi Bahaya?

Ilustrasi Asteroid
Ilustrasi artis tentang asteroid yang berpotensi berbahaya menuju Bumi. (Kredit: ESA)

Hal ini tidak lain karena ukuran asteroid tersebut cukup besar, sehingga jika berada di jangkauan yang sangat dekat akan berbahaya. Namun jangan khawatir, untuk sekarang benda angkasa ini berada di jarak yang sangat aman dari bumi, sekitar 5,182 juta kilometer.

Nantinya, jarak terdekat asteroid ini dengan Bumi bakal terjadi di tahun 2036, sekaligus jadi objek yang paling besar yang akan datang ke Bumi.

Beberapa observatorium terbesar di dunia, termasuk observatorium radio Arecibo besar-besaran di Puerto Rico, akan mengamati KW4 1999 untuk mendapatkan lebih banyak data tentang batuan dan pemisahan di antara mereka.

Sementara, sistem biner ini bergerak cepat, sekitar 77.446 kilometer per jam, yang mana memudahkan pengamat amatir untuk melihatnya.

(Tik/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya