Para Ilmuwan Temukan Galaksi Paling Muda dan Jauh dari Bumi

Penemuan ini merupakan bagian dari program penelitian JADES (JWST Advanced Deep Extragalactic Survey), yang bertujuan untuk mengeksplorasi galaksi paling awal di alam semesta. James Webb mengamati galaksi JADES-GS-z14-0 selama hampir sepuluh jam.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Feb 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 03:00 WIB
Galaksi
GN-z11, galaksi terjauh yang pernah ditemukan manusia (sumber: sci-news.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Para astronom menobatkan JADES-GS-z14-0 sebagai galaksi paling muda hingga saat ini. Galaksi ini diperkirakan terbentuk kurang dari 300 juta tahun setelah Big Bang.

Galaksi JADES-GS-z14-0 juga menjadi sistem tata surya terjauh yang pernah ditemukan manusia. Melansir laman Space pada Jumat (07/02/2025), galaksi ini ditemukan oleh teleskop luar angkasa James Webb (JWST).

Penemuan ini merupakan bagian dari program penelitian JADES (JWST Advanced Deep Extragalactic Survey), yang bertujuan untuk mengeksplorasi galaksi paling awal di alam semesta. James Webb mengamati galaksi JADES-GS-z14-0 selama hampir sepuluh jam.

Spektrum yang dihasilkan menunjukkan bukti tak terbantahkan bahwa galaksi ini berada pada redshift 14.32. Dalam astronomi, redshift adalah fenomena di mana cahaya yang berasal dari objek jauh mengalami pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih panjang akibat ekspansi alam semesta.

Redshift yang sangat tinggi ini menegaskan bahwa JADES-GS-z14-0 adalah salah satu galaksi tertua yang pernah ditemukan. Artinya, cahaya dari galaksi ini telah menempuh perjalanan lebih dari 13,4 miliar tahun untuk mencapai bumi.

Dari gambar yang diperoleh, JADES-GS-z14-0 ditemukan memiliki diameter lebih dari 1.600 tahun cahaya. Penemuan menunjukkan bahwa galaksi ini berukuran cukup besar meskipun terbentuk di awal alam semesta.

Cahaya yang kita lihat sebagian besar berasal dari bintang-bintang muda, bukan dari emisi di dekat lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa galaksi ini terdiri dari banyak bintang muda yang sangat terang.

Penemuan ini juga penting karena menyoroti perbedaan antara sumber cahaya dari bintang muda dan aktivitas lubang hitam. Jumlah cahaya bintang yang terlihat dari JADES-GS-z14-0 menunjukkan bahwa galaksi ini memiliki massa beberapa ratus juta kali massa matahari.

Keberadaan galaksi masif seperti ini di era awal alam semesta menimbulkan pertanyaan baru. Bagaimana alam semesta bisa membentuk galaksi yang begitu terang, besar, dan masif dalam waktu kurang dari 300 juta tahun setelah Big Bang?

Teori pembentukan galaksi yang ada saat ini menyatakan bahwa galaksi besar membutuhkan waktu lebih lama untuk terbentuk. Oleh karena itu, penemuan ini menantang pemahaman kita dan memaksa para ilmuwan untuk mempertimbangkan kembali bagaimana galaksi bisa tumbuh dan berkembang dalam waktu yang begitu singkat.

 

Mengalami Tingkat Pembentukan Bintang Tinggi

Salah satu kemungkinan yang dipertimbangkan para ilmuwan adalah bahwa galaksi ini mengalami tingkat pembentukan bintang yang jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya. JADES-GS-z14-0 mungkin mengandung bintang-bintang Populasi III, yaitu generasi pertama bintang yang terdiri hampir seluruhnya dari hidrogen dan helium, tanpa elemen berat.

Bintang-bintang ini diduga sangat masif dan memiliki umur yang relatif singkat, yang menyebabkan galaksi ini tampak sangat terang meskipun berada pada usia yang sangat muda. Selain itu, pengamatan terhadap JADES-GS-z14-0 dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang reionisasi kosmik, periode ketika cahaya pertama dari bintang-bintang muda mulai mengionisasi gas hidrogen di alam semesta, mengakhiri "zaman kegelapan" setelah Big Bang.

Dengan mempelajari galaksi seperti JADES-GS-z14-0, para ilmuwan dapat lebih memahami bagaimana struktur kosmik pertama terbentuk dan berkembang. Penemuan ini juga menunjukkan betapa canggihnya teknologi yang dimiliki James Webb Space Telescope.

Dengan kemampuan inframerahnya yang sangat sensitif, teleskop ini mampu menangkap cahaya dari objek-objek yang berada pada jarak luar biasa jauh, memberikan gambaran lebih jelas tentang sejarah alam semesta. Para ilmuwan berharap bahwa penelitian lebih lanjut akan menemukan lebih banyak galaksi serupa, yang dapat membantu menyempurnakan teori kosmologi kita.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya